Sumber: Defense News | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - COLOGNE. Jerman bergabung dengan proyek sistem pertahanan udara yang mendapat dukungan Uni Eropa, yang bertujuan untuk mencegat rudal hipersonik generasi baru.
Dengan dorongan Prancis, Jerman mengubah statusnya dari negara pengamat menjadi negara peserta dalam proyek bertajuk TWISTER, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan kepada Defense News, Senin (30/11).
TWISTER singkatan dari Timely Warning and Interception with Space-Based Theater Surveillance, Peringatan dan Intersepsi Tepat Waktu dengan Pengawasan Teater Berbasis Ruang.
Uni Eropa memasukkan TWISTER dalam daftar proyek November 2019 di bawah skema Kerjasama Struktur Permanen atau Pesco.
Baca Juga: Kekuatan militernya meningkat, NATO: China bukan lagi mitra dagang yang ramah
Rudal pencegat berkecepatan lebih dari Mach 5
Proyek ini bertujuan untuk membangun jaringan sensor peringatan dini berbasis ruang angkasa dan sebuah pencegat yang bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5 pada ketinggian hingga 100 kilometer pada 2030.
Pembuat rudal MBDA Deutschland, yang mengklaim bagian interseptor dari rencana tersebut, mengungkapkan rencana Proyek TWISTER.
"Tujuan TWISTER selaras dengan kepentingan Jerman," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman yang menambahkan, upaya penelitian pelengkap di bawah naungan Program Pengembangan Industri Pertahanan Eropa bisa membantu meningkatkan proyek tersebut.
Jerman awalnya absen dari proyek di bawah pimpinan Prancis itu, yang melibatkan Finlandia, Belanda, Italia, dan Spanyol. Hanya dalam beberapa minggu terakhir, bendera Jerman muncul berdampingan dengan negara lain di Pesco.
Baca Juga: Kapal selam nuklir Rusia luncurkan rudal jelajah dalam uji coba terbaru
MBDA berencana mengembangkan pencegat endo-atmosfer baru yang akan mengatasi berbagai ancaman, termasuk rudal balistik jarak menengah, rudal supersonik dan hipersonik, glider hipersonik, rudal anti-kapal, dan target yang lebih konvensional seperti pesawat tempur.
"Rudal pencegat ini akan mengintegrasikan sistem darat dan laut yang ada dan masa depan," sebut MBDA yang berbasis di Schrobenhausen, Jerman, dalam situs resminya seperti dikutip Defense News.
Di saat yang sama, Rusia sedang menguji coba rudal hipersonik bertajuk Tsirkon.
Dalam dua kali uji coba, Rusia mengklaim, tsirkon berhasil menghantam target pada jarak 450 kilometer dari titik peluncuruan, dan mengembangkan kecepatan lebih dari Mach 8 atau 8 kali kecepatan suara.
Dengan kecepatan di atas Mach 8, penerbangan rudal hipersonik Tsirkon itu berlangsung hanya empat setengah menit untuk menghantam target di Laut Barent pada jarak 450 kilometer.