Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Korea Utara dilaporkan sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang serius karena kekurangan makanan, air bersih, dan layanan medis yang buruk. Keadaan makin memprihatinkan mengingat tata kelola pemerintah yang buruk serta adanya tindakan politik internal yang represif.
Menurut laporan tahunan "Inform Severity Index" yang disusun oleh Assessment Capacities Project (ACAPS) yang berbasis di Jenewa, Swiss, saat ini Korea Utara menghadapi tingkat keparahan krisis kemanusiaan di tingkat "High Level".
Dikutip dari Yonhap,Korea Utara termasuk di antara 13 negara dengan tingkat yang sama dari sekitar 60 negara yang dianalisis.
Baca Juga: Lewat album foto, Kim Jong Un pamer senjata dan militer Korea Utara
Laporan yang disusun ACAPS juga menempatkan Korea Utara di antara negara-negara dengan status "Very high constraints" dalam akses kemanusiaan.
"Situasi kemanusiaan di Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) didorong oleh faktor politik dan ekonomi serta bencana alam," ungkap ACAPS dalam laporannya.
ACAPS menambahkan, kerawanan pangan tingkat kronis dan akses terbatas ke layanan dasar seperti perawatan kesehatan dan air bersih telah menyebabkan lebih dari 10 juta orang di Korea Utara membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Intelijen Korea Selatan ungkap Kim Jong Un alami masalah obesitas
Saat ini diperkirakan ada sekitar 8,7 juta orang kekurangan akses ke fasilitas kesehatan yang memadai, sementara 8,4 juta orang kekurangan akses ke sumber air bersih,
"Tata kelola yang buruk dan langkah-langkah politik internal yang represif juga memberi dampak negatif terhadap penduduk dengan membatasi pergerakan dan akses ke barang dan jasa," tambah ACAPS.
Yonhap melaporkan bahwa Korea Utara mengalami salah satu periode "terbasah" pada musim panas ini sejak tahun 1981 karena dilanda hujan hebat dan banjir.
Banjir besar yang melanda Korea Utara beberapa waktu lalu memberikan dampak pada ketahanan pangan di seluruh negeri hingga hilangnya tempat tinggal penduduk.
Kerawanan pangan juga diyakini muncul akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung dalam beberapa tahun terakhir dan dampak sanksi global terhadap ekonomi Korea Utara.
Sejak pandemi virus corona, penutupan perbatasan juga dikhawatirkan memperburuk keadaan dengan menghambat impor biji-bijian dan bahan lain yang diperlukan dari China.