kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada 2,3 juta anak hidup miskin di Inggris Raya


Kamis, 25 Juni 2015 / 23:47 WIB
Ada 2,3 juta anak hidup miskin di Inggris Raya


Sumber: BBC | Editor: Yudho Winarto

JUMLAH anak-anak yang hidup di bawah garis kemiskinan relatif di Inggris Raya berjumlah 2,3 juta orang, menurut angka yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Seorang anak dinyatakan miskin ketika ia hidup di sebuah rumah tangga dengan pendapatan kurang dari 60% pendapatan rata-rata di Inggris Raya.

Pendapatan rata-rata di Inggris Raya tahun 2013-14 adalah £453 (sekitar Rp9,5 juta) per pekan - sehingga garis kemiskinan berada di angka £272 (Rp5,7 juta) per pekan.

Departemen Tenaga Kerja dan Pensiun memperlihatkan penurunan jumlahnya sebanyak 100.000 dari angka tahun lalu, tetapi perbandingan -hampir satu dari enam anak- tidak berubah dari tahun 2012-13 dan 2013-14.

Menteri Tenaga Kerja dan Pensiun, Ian Duncan Smith, menyatakan bahwa angka kemiskinan di Inggris Raya ini adalah "yang terendah sejak pertengahan 1980-an".

Ia menyatakan reformasi sistem kesejahteraan yang dilakukan pemerintah berfokus kepada "menciptakan pekerjaan yang layak".

Ditambahkannya pemerintah tetap 'bertekad' untuk menangani 'akar penyebab' kemiskinan dan menyatakan lapangan kerja telah meningkat sebanyak dua juta sejak tahun 2010.

Namun menteri kabinet bayangan kubu oposisi, Chris Leslie, menuduh pemerintah telah gagal membuat kemajuan dalam mengurangi kemiskinan anak-anak dan meningkatkan pendapatan.

Angka kemiskinan terakhir mencerminkan "perlambatan yang menyedihkan dalam kemajuan yang seharusnya kita capai sebagai sebuah negara," katanya.

Kepala eksekutif organisasi amal Bernardo, Javed Khan, menyebut bahwa setiap anak yang hidup dalam kemiskinan sebenarnya 'dikecewakan'.

Ia menyatakan "Pemerintah berencana memangkas pendapatan keluarga yang berjuang ini dengan mengenakan pajak, dan ini mengkhawatirkan."

Sementara itu Alison Garnham, kepala eksekutif Child Poverty Action Group menyatakan angka ini memberi "gambaran muram". Ia berkomentar, "Jangan salah, kita berhadapan dengan krisis angka kemiskinan anak-anak di tahun-tahun mendatang dan pemerintah tak akan mencapai target mereka."

Angka ini muncul seiring niat pemerintah untuk mengubah ukuran kemiskinan anak-anak - seiring mereka percaya pengukuran yang sekarang ini tidak tepat.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×