kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Ada Kasus Pneumonia, Taiwan Sarankan Lansia dan Anak Muda Hindari Melancong ke China


Kamis, 30 November 2023 / 17:22 WIB
Ada Kasus Pneumonia, Taiwan Sarankan Lansia dan Anak Muda Hindari Melancong ke China
ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan Taiwan minta warga lanjut usia, sangat muda dan orang dengan imunitas buruk untuk tidak pergi ke China.Foto : Tangkapan layar CCTV


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Kementerian Kesehatan Taiwan mendesak warga lanjut usia (lansia), sangat muda dan mereka yang memiliki imunitas buruk untuk menghindari perjalanan ke China, karena meningkatnya penyakit pernafasan di negara itu baru-baru ini. 

Mengutip Reuters, Kamis (30/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu meminta China untuk memberikan informasi secara rinci mengenai lonjakan kasus pneumonia, yang menurut pejabat WHO tidak setinggi sebelum pandemi Covid-19 dan tidak ada patogen yang tidak biasa atau patogen baru yang terdeteksi.

Taiwan telah mewaspadai wabah penyakit di negara tetangganya itu sejak wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang dimulai di China dan menewaskan hampir 800 orang secara global pada tahun 2002-2003.

Baca Juga: Pneumonia Anak Menyerang China, Ini Saran WHO & Kemenkes untuk Masyarakat

China pada awalnya berusaha menutupi wabah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan Kabinet mingguan, Kementerian Kesehatan Taiwan mengatakan bahwa karena meningkatnya penyakit pernafasan di China, orang lanjut usia, anak-anak dan orang-orang dengan kekebalan tubuh yang buruk diminta untuk tidak melakukan perjalanan ke daratan China, Hong Kong dan Makau kecuali diperlukan.

Pernyataan itu menambahkan, jika perjalanan diperlukan, maka masyarakat harus mendapatkan vaksinasi flu dan COVID sebelum pergi ke China.

Shu-Ti Chiou, ahli epidemiologi di Health & Sustainable Development Foundation di Taipei, mengatakan bahwa imbauan tersebut akan membuat masyarakat secara keliru percaya bahwa mereka tidak akan tertular penyakit pernapasan selama mereka tidak pergi ke China.

Rajib Dasgupta, ahli epidemiologi dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi, juga mengatakan pembatasan perjalanan karena infeksi saluran pernafasan bukanlah tindakan yang efektif untuk menghentikan penularan.

Beberapa peneliti kesehatan masyarakat mengatakan peringatan perjalanan itu masuk akal, dan mengatakan Taiwan juga kemungkinan akan mengalami lonjakan penyakit pernapasan di musim dingin dan setelah pencabutan pembatasan pandemi. 

Baca Juga: WHO Official: China's Respiratory Illness Surge Not As High as Pre-pandemic

“Mereka akan berhati-hati untuk tidak mempercepat perjalanan ke luar negeri,” kata Sung-il Cho, ahli epidemiologi di Universitas Nasional Seoul.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pada hari Rabu bahwa peningkatan penyakit pernafasan di China adalah masalah umum yang dihadapi oleh semua negara dan pihak berwenang China dapat mengendalikannya secara efektif.

Kantor urusan China Taiwan dan pihak berwenang di Hong Kong dan Makau tidak segera menanggapi permintaan komentar.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×