kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.858   81,00   0,51%
  • IDX 7.154   -7,18   -0,10%
  • KOMPAS100 1.094   -0,08   -0,01%
  • LQ45 869   -2,83   -0,32%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -1,94   -0,44%
  • IDXHIDIV20 536   -4,15   -0,77%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 134   -1,27   -0,94%
  • IDXQ30 148   -1,06   -0,71%

Xi Jinping Akui Taiwan adalah Masalah Terbesar dalam Hubungan AS-China


Kamis, 16 November 2023 / 13:16 WIB
Xi Jinping Akui Taiwan adalah Masalah Terbesar dalam Hubungan AS-China
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden?dan Presiden China Xi Jinping di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. REUTERS/Kevin Lamarque


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Di hadapan Presiden AS Joe Biden, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Taiwan adalah masalah terbesar dan paling berbahaya dalam hubungan AS-China.

Xi dan Biden akhirnya bertatap muka pada hari Rabu (15/11) di California, AS, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Keduanya melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara terkait konflik militer, perdagangan narkoba, dan kecerdasan buatan.

Kepada Reuters, pejabat tinggi AS mengatakan bahwa preferensi China adalah melakukan reunifikasi secara damai dengan Taiwan. Xi berusaha menunjukkan bahwa China tidak sedang mempersiapkan invasi besar-besaran ke Taiwan.

Baca Juga: Biden Bicara Blak-blakan dengan Xi Jinping Bahas Kesepakatan Militer, Fentanil dan AI

"Presiden Xi menggarisbawahi bahwa ini (Taiwan) adalah masalah terbesar dan paling berpotensi membahayakan dalam hubungan AS-China. Preferensi mereka adalah reunifikasi secara damai namun kemudian segera beralih ke kondisi yang memungkinkan potensi penggunaan kekuatan," kata pejabat AS tersebut mengutip perkataan Xi.

Mendengar pandangan tersebut, Biden menanggapinya dengan meyakinkan Xi bahwa AS bertekad menjaga perdamaian di kawasan. Xi membalas dengan mengatakan bahwa pada titik tertentu semua pihak perlu bergerak menuju resolusi yang lebih umum.

"Presiden Biden menjawab dengan sangat jelas bahwa posisi AS adalah menjaga perdamaian dan stabilitas. Presiden Xi menjawab: semuanya baik-baik saja tetapi pada titik tertentu kita perlu bergerak menuju resolusi yang lebih umum," lanjut pejabat AS yang tak disebutkan namanya.

Baca Juga: Inilah Sindiran Xi Jinping kepada Joe Biden

China memang telah meningkatkan aktivitas militer untuk mencoba dan memaksa Taiwan yang demokratis untuk menerima kedaulatan Beijing, sesuatu yang terus ditolak oleh pemerintah Taiwan.

Para pejabat militer dan intelijen AS mengatakan bahwa Xi telah memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk bersiap menginvasi Taiwan pada tahun 2027. 

Penggunaan kekuatan untuk merebut kembali Taiwan memang jadi salah satu opsi bagi China. Pemerintah Beijing pun  secara terbuka menyampaikan gagasan tersebut. Namun, mereka tidak pernah membagikan rincian tentang persiapan perang atau invasi ke Taiwan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×