kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,49   5,85   0.63%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Omicron, Aktivitas Pabrik di Asia Masih Tetap Lanjutkan Pertumbuhan


Senin, 03 Januari 2022 / 14:01 WIB
Ada Omicron, Aktivitas Pabrik di Asia Masih Tetap Lanjutkan Pertumbuhan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Aktivitas pabrik negara-negara di Asi masih melanjutkan momentum pertumbuhan pada Desember 2021 meskipun ada ancaman penyebaran Covid-19 varian Omicron. Pertumbuhan tersebut didorong oleh permintaan yang kuat dan berkurangnya hambatan rantai pasokan. 

Pusat ekspor Asia Utara memimpin pemulihan karena mereka menikmati produk industri yang lebih baik dari proyeksi sebelumnya dan terjadi peningkatan permintaan untuk produk teknologi mereka. 

Bloomberg pada Senin (3/1) melaporkan bahwa IHS Markit manufaktur Indeks Manager Pembelian (PMI) untuk Thailand naik ke level 55,5 dari 54,9 pada November dan ini merupakan yang tertinggi di kawasan Asean.  Sementara Korea Selatan naik dari 50,9 ke 51,9 pada Desember. 

Malaysia dan Filipina juga mencatat peningkatan indeks manufakturnya. Hanya Indonesia yang menunjukkan sedikit penurunan ke level 53,5 dari 53,9, namun masih di atas level 50 yang menunjukkan masih ekspansi. 

Baca Juga: Presiden Korsel Moon Jae-in Menjanjikan Dorongan untuk Perdamaian dengan Korea Utara

Ketika omicron mendatangkan malapetaka di AS dan sebagian Eropa, Asia bersiap untuk kemungkinan varian baru dapat menggelapkan prospek aktivitas manufakturnya dan menghambat pemulihan ekonomi. 

Pembatasan aktivitas selama gelombang Covid-19 terakhir yang berlangsung di pertengahan 2021 telah membuat pabrik-pabrik di Asia jungkir balik, mulai dari tekanan dari sisi karyawan hingga sumber bahan mentah.

China pada hari Jumat (31/12) melaporkan bahwa aktivitas pabrik melanjutkan pemulihannya pada bulan Desember karena harga komoditas turun secara signifikan dan tekanan biaya pada perusahaan mereda sampai batas tertentu.

Indeks pembelian manufakturnya naik ke 50,3 bulan lalu dari 50,1 pada November, sementara indeks non-manufaktur naik menjadi 52,7 dari 52,3. Keduanya berada di atas perkiraan konsensus.

Baca Juga: Kekacauan Terjadi di Bandara AS karena Lebih 2.600 Penerbangan Dibatalkan

Masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa dalam omicron akan berdampak pada China. Ingatlah bahwa selama gelombang terakhir infeksi Covid, angka non-manufaktur bulan Juli tetap cukup kuat. Ini terlepas dari lonjakan kondisi penguncian di minggu terakhir bulan itu - yang mungkin tidak cukup ditangkap oleh survei. 

Baru pada bulan Agustus jumlahnya turun, terlepas dari intensifikasi kebijakan lockdown yang dilakukan. Butuh waktu hingga September untuk indeks manufaktur China turun di bawah 50.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×