Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ratusan ribu wisatawan di seluruh dunia kehilangan rekomendasi jasa travel menyusul dengan bangkrutnya Thomas Cook yaitu perusahaan travel tertua di dunia.
Laporan gulung tikar perusahaan yang berpusat di Peterborough Inggris itu mengejutkan banyak pihak karena saat ini masih banyak pelanggan setianya melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca Juga: Di Amerika, bank-bank digital makin gerogoti kue pasar tabungan dari bank tradisional
Perusahaan travel agent yang dirintis sejak 1841 lewat bisnis kunjungan kereta api lokal ini pada awalnya terpaksa dilikuidasi setelah gagal menyelesaikan jeratan hutangnya. Perusahaan ini terjerat tumpukan hutang sebesar US$ 2,1 miliar.
Tumpukan itu pula yang membuatnya terlambat merespons perkembangan yang sangat cepat dengan kehadiran layanan online dan menjamurnya maskapai berbiaya murah.
Dengan utang yang dibangun sekitar 10 tahun yang lalu karena beberapa kesepakatan yang tidak tepat waktu, Thomas Cook harus menjual tiga juta liburan setahun untuk menutupi pembayaran bunganya.
Sementara saat berupaya keras memperkenalkan diri kepada generasi baru wisatawan, perusahaan justru terpukul oleh upaya kudeta 2016 di Turki, salah satu tujuan utamanya. Lalu gelombang panas 2018 di seluruh Eropa yang menghalangi pelanggan untuk pergi ke luar negeri.
Baca Juga: Ratusan bank bernilai US$ 47 triliun adopsi kebijakan iklim baru dalam berbisnis
Thomas Cook saat ini mengoperasikan hotel, resor, dan maskapai penerbangan untuk 19 juta orang per tahun di 16 negara serta mempekerjakan 21.000 orang dan masih memiliki pelanggan 600.000 di luar negeri.
Besarnya jumlah pelanggan Thomas Cook ini memaksa Pemerintah Inggris dan perusahaan asuransi untuk mengoordinasikan operasi penyelamatan. Kebangkrutan ini berpotensi menimbulkan kekacauan di seluruh dunia dimana turis akan terjebak di hotel-hotel yang belum dibayar.
Perdana Menteri Boris Johnson berjanji untuk membawa pulang pelancong Inggris yang terlantar . Itu menambah tekanan pada pemerintah di tengah negosiasi yang rumit terkait Brexit.
Dia mengatakan pemerintah telah menolak permintaan dana talangan150 juta pound dari Thomas Cook karena itu akan menciptakan bahaya moral.
"Ini adalah situasi yang sangat sulit karena sangat banyak pelanggan Thomas Cook. Kami akan melakukan level terbaik untuk membawa pelancong pulang," kata Boris seperti dikutip Reuters, Senin (23/9).
Baca Juga: BIS ingatkan booming sekuritisasi kredit berisiko memicu krisis seperti tahun 2008
Pelanggan Thomas Cook telah diberitahu untuk tidak melakukan perjalanan ke bandara dan menunggu informasi lebih lanjut melalui situs web khusus thomascook.caa.co.uk. Para pelancong di luar negeri akan dijadwalkan untuk penerbangan pulang yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Regulator Inggris juga menghubungi hotel yang menampung pelanggan Thomas Cook untuk memberi tahu mereka bahwa mereka akan dibayar oleh pemerintah, melalui skema asuransi.
Itu setelah beberapa pelanggan ditahan sebentar di sebuah hotel di Tunisia ketika staf meminta pembayaran tambahan dilakukan.