Sumber: Businessinsider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Kecerdasan buatan (AI) terus mengubah industri periklanan. Alat-alat AI yang semakin canggih kini dapat membuat logo, iklan digital, hingga video dalam waktu singkat dan biaya rendah.
Dalam buku AI First karya Adam Brotman dan Andy Sack, CEO OpenAI Sam Altman menyatakan bahwa 95% pekerjaan yang biasa dilakukan oleh agensi, ahli strategi, dan profesional kreatif akan dapat ditangani AI dengan mudah dan hampir tanpa biaya.
Namun, pelaku industri melihatnya berbeda. Tiga direktur kreatif ternama yang diwawancarai Business Insider menilai AI justru memicu lonjakan kreativitas. Artinya profesi konten kreator bakal diuntungkan.
Baca Juga: AI Tidak Akan Mengambil Pekerjaan Kelas Menengah, Melainkan Hal Ini
Alih-alih mengancam keberadaan agensi, para konten kreator akan menggunakan AI untuk menyampaikan ide besar dengan lebih efisien dan memperluas layanan ke bidang seperti optimasi konten.
"AI bisa menjadi alat kreatif yang luar biasa. Jika kita terus takut, kita justru akan tertinggal," ujar Elena Knox, Direktur Kreatif Eksekutif di BBDO New York, agensi yang menangani klien seperti Starbucks dan SAP.
Knox menggunakan AI seperti Midjourney untuk menggambarkan ide visual kepada klien. Salah satu proyeknya sebuah konsep kantor yang berubah menjadi hutan, berhasil meyakinkan klien untuk mengucurkan anggaran jutaan dolar guna melakukan syuting di Selandia Baru dan Bulgaria.
Tanpa AI, visualisasi tersebut akan membutuhkan waktu lama dan hasilnya tak seefektif.
Dalam presentasi lain, Knox menggunakan AI untuk membuat voiceover realistis dari seorang selebritas, yang meyakinkan klien untuk memilih figur tersebut. Dulu, proses ini memakan waktu lebih lama dengan berbagai materi pendukung dan uji coba.
Baca Juga: Pekerjaan Kelas Menengah Tidak Akan Diambil Alih oleh AI, Ini yang Harus Dicemaskan
"AI memungkinkan saya menunjukkan langsung seperti apa rasanya mendengar suara itu. Pengalaman itu tidak tergantikan," katanya.
AI juga berguna saat produksi dengan selebritas besar tak memungkinkan karena keterbatasan dana.
Saat merek deterjen Woolite ingin kembali ke pasar Prancis, agensi BETC menciptakan karakter baru: Fluffy GOAT, sebuah kambing sebagai simbol "Greatest of All Time" yang ditampilkan naik kapal cepat, jet pribadi, dan limusin.
Kampanye ini rampung dalam enam minggu, jauh lebih cepat dibanding produksi konvensional yang bisa memakan waktu hingga enam bulan.
"AI justru memperkuat pekerjaan kami. Saya ingat saat Photoshop muncul, orang juga khawatir itu akan mengakhiri periklanan. Nyatanya, ia menjadi alat bantu. AI pun demikian," kata Alasdhair Macgregor Hastie dari BETC.
Meski begitu, AI tetap menantang model bisnis agensi yang selama ini menghitung biaya berdasarkan jumlah staf yang mengelola akun klien.
Baca Juga: AI Ancam Pekerjaan Manusia, Ini 7 Profesi yang Posisinya Masih Aman
Chairman S4 Capital, Martin Sorrell, mengatakan agensinya mulai mengubah model komersial berdasarkan aset atau hasil yang diberikan, mencerminkan efisiensi waktu berkat AI.
Tantangan lain adalah soal pembinaan talenta muda, karena banyak tugas dasar kini bisa diotomatisasi.
Eric Wegerbauer, Chief Creative Officer di TBWA, mengatakan AI mengubah cakupan pekerjaan yang ditawarkan agensi.
TBWA baru-baru ini menang proyek besar terkait optimasi konten lintas format dan negara, serta mengembangkan kampanye dengan hampir satu juta variasi iklan yang dipersonalisasi untuk tiap pelanggan.
"Tanpa AI, proyek seperti itu tidak mungkin dilakukan," katanya.