kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

AI Tidak Akan Mengambil Pekerjaan Kelas Menengah, Melainkan Hal Ini


Rabu, 14 Mei 2025 / 02:30 WIB
AI Tidak Akan Mengambil Pekerjaan Kelas Menengah, Melainkan Hal Ini
ILUSTRASI. Beberapa waktu belakangan, banyak pihak yang cemas bahwa kecerdasan buatan alias AI bakal mengambil lahan pekerjaan manusia. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Beberapa waktu belakangan, banyak pihak yang cemas bahwa kecerdasan buatan alias AI bakal mengambil lahan pekerjaan manusia. 

Namun, ekonom Richard Baldwin memiliki pendapat berbeda. 

“AI tidak akan mengambil pekerjaan Anda. Seseorang yang menggunakan AI akan melakukannya,” jelasnya.

Mengutip New Trader U, berikut penjelasan mengenai hubungan antara kelas menengah, pekerjaan, dan AI:

1. Ancaman Sebenarnya Bukan AI, Melainkan Rekan Kerja Anda yang Menguasai AI

Frasa “AI tidak akan mengambil pekerjaan Anda, seseorang yang menggunakan AI akan melakukannya” menangkap kebenaran mendasar tentang bagaimana kecerdasan buatan membentuk kembali tempat kerja. 

Alih-alih menggantikan pekerja manusia secara besar-besaran, kita menyaksikan transformasi di mana AI menjadi alat yang ampuh yang memperkuat kemampuan manusia.

Kesenjangan yang sebenarnya bukanlah antara manusia dan mesin—melainkan antara profesional yang memanfaatkan potensi AI dan mereka yang melanjutkan dengan metode tradisional. 

Baca Juga: Kecerdasan Buatan Berpotensi Membantu Komunikasi Bisnis Perusahaan di Indonesia

Perbedaan ini penting karena mengalihkan pembicaraan dari rasa takut akan keusangan menjadi adaptasi dan pertumbuhan.

Ketika profesional mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja mereka, mereka tidak menjadi berlebihan tetapi lebih berharga. 

Ancaman terhadap keamanan kerja tidak berasal dari AI, tetapi dari rekan kerja dan pesaing yang menggunakan alat-alat ini sementara yang lain menolak perubahan.

2. Pekerjaan Kelas Menengah Diciptakan untuk Kemitraan Manusia-AI

Jabatan profesional kelas menengah pada dasarnya memerlukan perpaduan keterampilan teknis dan penilaian manusia, yang menjadikannya ideal untuk kolaborasi manusia-AI daripada penggantian. 

Jabatan-jabatan ini yang mencakup bidang-bidang seperti keuangan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan industri kreatif, menuntut pengambilan keputusan yang kompleks, kecerdasan emosional, dan pemahaman yang mendalam tentang konteks yang tidak dapat ditiru oleh AI.

Pertimbangkan sifat multifaset dari peran-peran ini: seorang guru harus menyampaikan informasi dan menginspirasi, membimbing, dan beradaptasi dengan kebutuhan masing-masing siswa. 

Baca Juga: JPMorgan: Kecerdasan Buatan Dorong Peningkatan Penjualan & Perluas Basis Klien Kaya

Seorang penasihat keuangan harus memahami tren pasar, psikologi klien, dan tujuan jangka panjang.

Pekerjaan-pekerjaan ini menggabungkan tugas-tugas rutin yang dapat disederhanakan oleh AI dengan elemen-elemen unik manusia seperti membangun hubungan, penalaran etis, dan pemecahan masalah yang kreatif. 

Dualitas ini menciptakan peluang bagi AI untuk menangani pemrosesan data dan pengenalan pola sementara para profesional berfokus pada interpretasi, strategi, dan hubungan manusia.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×