kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.569   41,00   0,25%
  • IDX 6.948   115,61   1,69%
  • KOMPAS100 1.006   18,58   1,88%
  • LQ45 780   15,05   1,97%
  • ISSI 221   2,39   1,10%
  • IDX30 405   7,65   1,93%
  • IDXHIDIV20 477   9,48   2,03%
  • IDX80 113   1,82   1,63%
  • IDXV30 116   1,59   1,39%
  • IDXQ30 132   2,92   2,26%

AI Tidak Akan Mengambil Pekerjaan Kelas Menengah, Melainkan Hal Ini


Rabu, 14 Mei 2025 / 02:30 WIB
AI Tidak Akan Mengambil Pekerjaan Kelas Menengah, Melainkan Hal Ini
ILUSTRASI. Beberapa waktu belakangan, banyak pihak yang cemas bahwa kecerdasan buatan alias AI bakal mengambil lahan pekerjaan manusia. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

3. Kesenjangan Produktivitas yang Semakin Besar antara Pengguna dan Non-Pengguna AI

Kesenjangan yang signifikan muncul antara profesional yang memanfaatkan perangkat AI dan mereka yang tidak. 

Pekerja yang menggunakan asisten AI melaporkan peningkatan produktivitas yang substansial dalam berbagai tugas, mulai dari menulis dan menganalisis hingga pengodean dan desain. 

Kesenjangan ini menjadi sangat jelas dalam peran yang banyak melibatkan data di mana AI dapat memproses informasi secara eksponensial lebih cepat daripada metode manual.

Seiring berjalannya waktu, perbedaan produktivitas ini bertambah, menciptakan keunggulan kompetitif yang jelas bagi mereka yang menggunakan alat AI. Organisasi menyadari peningkatan efisiensi ini dan semakin menyukai kandidat dan karyawan yang menunjukkan kemahiran AI.

4. Bagaimana AI Mengubah (Bukan Menghilangkan) Peran Profesional

Sejarah menunjukkan kepada kita bahwa revolusi teknologi jarang menghilangkan pekerjaan secara keseluruhan; sebaliknya, mereka mengubahnya. 

Sama seperti perangkat lunak spreadsheet tidak menggantikan akuntan tetapi mengubah cara mereka bekerja, AI membentuk kembali alih-alih menggantikan profesi kelas menengah. Pergeseran utama adalah dari pelaksanaan tugas ke pengawasan strategis dan penerapan kreatif.

Pengacara tidak lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk meninjau dokumen; AI menangani ini, memungkinkan mereka untuk fokus pada strategi kasus dan nasihat klien. 

Baca Juga: Pertamina NRE Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Pastikan Keandalan PLTS

Desainer grafis menggunakan AI untuk menghasilkan konsep awal dan mengotomatiskan tugas-tugas berulang, sehingga menghemat waktu untuk arahan kreatif dan penceritaan merek.

Profesional medis menggunakan AI untuk bantuan diagnostik, sehingga mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk perawatan pasien dan kasus-kasus yang rumit. 

Evolusi ini meningkatkan pekerjaan profesional, memindahkan praktisi dari eksekusi rutin ke peran yang membutuhkan penilaian, kreativitas, dan wawasan manusia—area di mana AI berfungsi sebagai asisten, bukan pengganti.

5. Keunggulan Kompetitif Profesional yang Didukung AI

Profesional yang mengintegrasikan AI ke dalam praktik mereka memperoleh keuntungan lebih dari sekadar efisiensi. Mereka dapat menangani beban kerja yang lebih besar, mengatasi masalah yang lebih rumit, dan memberikan hasil yang lebih berkualitas. 

Konsultan yang didukung AI dapat menganalisis kumpulan data yang luas untuk mengungkap wawasan yang tidak mungkin ditemukan secara manual, sementara guru yang menggunakan alat pendidikan bertenaga AI dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi untuk setiap siswa.

Baca Juga: Cak Imin Sebut AI Membuat Orang Malas Berpikir

Keuntungan ini diterjemahkan menjadi manfaat karier yang nyata. Pengguna AI dapat mengambil proyek yang lebih ambisius, melayani klien, atau menyelami lebih dalam inisiatif strategis. 



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×