kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

JPMorgan: Kecerdasan Buatan Dorong Peningkatan Penjualan & Perluas Basis Klien Kaya


Selasa, 06 Mei 2025 / 22:04 WIB
JPMorgan: Kecerdasan Buatan Dorong Peningkatan Penjualan & Perluas Basis Klien Kaya
ILUSTRASI. LOGO JPMorgan Chase & Co (JPM) terlihat di Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 12 Oktober 2010. JPMorgan Chase menyatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) telah membantu meningkatkan penjualan dan memperluas basis klien kaya.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. JPMorgan Chase menyatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) telah membantu meningkatkan penjualan dan memperluas basis klien kaya, bahkan di tengah ketidakpastian pasar pada April lalu. Pernyataan ini disampaikan oleh Mary Erdoes, CEO divisi Manajemen Aset dan Kekayaan bank tersebut.

Bank terbesar di Amerika Serikat ini semakin gencar mengadopsi teknologi AI, mengikuti langkah para pesaing seperti Goldman Sachs yang telah meluncurkan asisten AI generatif untuk para bankir dan manajer aset, serta Morgan Stanley yang mengembangkan chatbot bersama OpenAI untuk mendukung penasihat keuangannya.

Menurut Erdoes, alat AI JPMorgan mempercepat proses pemberian saran riset dan investasi kepada klien kaya. Ketika pengumuman kebijakan tarif oleh pemerintah AS menyebabkan gejolak besar di pasar saham, AI membantu para penasihat menangani lonjakan permintaan secara efisien. 

Baca Juga: CEO JPMorgan Mengeluarkan Peringatan Mengerikan bagi Perekonomian AS

Teknologi ini mampu mengakses data pola perdagangan klien serta mengantisipasi pertanyaan mereka.

"Fluktuasi pasar dalam beberapa minggu terakhir sangat tidak biasa, dan sulit bagi seorang penasihat untuk secara manual memantau semua kebutuhan klien," ujar Erdoes kepada Reuters. "Dengan dukungan AI, para penasihat dapat merespons lebih cepat dan lebih tepat."

Pada masa menjelang pengumuman tarif oleh Presiden AS Donald Trump, pasar saham mencatat volume perdagangan harian tertinggi dan pergerakan intraday terbesar dalam 50 tahun terakhir. Situasi ini memicu lonjakan permintaan nasihat dari klien individu.

Erdoes menambahkan bahwa alat AI JPMorgan tidak hanya memproses data pasar secara real-time, tetapi juga mempertimbangkan preferensi investasi historis klien, sehingga memungkinkan penyesuaian rencana investasi secara cepat. 

Baca Juga: Ada Kenaikan! Cek Harga Jual Rokok Elektrik per 1 Januari 2025

Salah satu alat utama, AI Coach, memungkinkan penasihat menemukan konten dan riset yang relevan dengan waktu yang jauh lebih singkat.

Mike Urciuoli, Chief Information Officer di divisi Manajemen Aset dan Kekayaan JPMorgan, menyebut bahwa alat tersebut membuat pencarian informasi menjadi hingga 95% lebih cepat. Hal ini memungkinkan penasihat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk membangun hubungan dengan klien.

Ekspansi Pengguna dan Dampak Bisnis

JPMorgan memperkirakan bahwa teknologi AI dapat membantu penasihat meningkatkan jumlah klien hingga 50% dalam tiga hingga lima tahun ke depan, karena sebagian besar pekerjaan riset kini ditangani oleh sistem.

Perusahaan juga mencatat bahwa penjualan kotor di segmen Manajemen Aset dan Kekayaan meningkat 20% antara 2023 dan 2024. Alat berbasis AI generatif berkontribusi besar terhadap efisiensi ini dengan memungkinkan tim fokus pada pekerjaan berdampak tinggi bagi klien.

Baca Juga: CEO JPMorgan Jamie Dimon Masih Skeptis terhadap Bitcoin, Sebut BTC Tak Memiliki Nilai

Erdoes mengungkapkan bahwa AI juga mempersiapkan penasihat untuk menghadapi volatilitas pasar dengan lebih baik, mengurangi tekanan selama periode ketidakpastian.

JPMorgan mengalokasikan anggaran teknologi sebesar US$ 17 miliar tahun lalu, dan saat ini telah mengidentifikasi sekitar 450 potensi kasus penggunaan AI. CEO Jamie Dimon memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat hingga 1.000 kasus pada tahun mendatang.

Teknologi AI kini telah digunakan di komputer lebih dari 200.000 karyawan JPMorgan, di mana lebih dari setengahnya mengakses alat tersebut beberapa kali dalam sehari. Bank ini mempekerjakan hampir 320.000 orang secara global.

"Kami berupaya mendemokratisasi penggunaan AI dengan memberikannya kepada lebih banyak karyawan, bukan hanya kelompok tertentu," ujar Erdoes.

Dampak finansial dari penggunaan AI juga diakui dalam studi terbaru Harvard Business School. Studi ini mencakup penggunaan alat AI oleh 4.000 penasihat yang melayani klien privat berpenghasilan tinggi dan menunjukkan penghematan hampir US$ 1,5 miliar bagi JPMorgan melalui pencegahan penipuan, personalisasi, perdagangan, efisiensi operasional, dan keputusan kredit.

Baca Juga: JPMorgan Prediksi 60% Peluang Resesi Global Akibat Kebijakan Tarif Trump

Mike Mayo, analis dari Wells Fargo, memperkirakan AI akan memberikan tambahan manfaat finansial sebesar US$1 miliar bagi JPMorgan.

“JPMorgan adalah raksasa, dan raksasa ini telah unggul dalam pemanfaatan AI,” kata Mayo. “Mereka memiliki anggaran besar, strategi yang kohesif, dan mampu menggabungkan manfaat AI untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar.”
 

Selanjutnya: Ini Penopang Kinerja Solid Delta Giri (DGWG) pada Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Alibaba Tetapkan Standar Baru AI Lewat Peluncuran Qwen3



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×