kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.246   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.044   39,06   0,56%
  • KOMPAS100 1.028   7,32   0,72%
  • LQ45 785   5,88   0,75%
  • ISSI 230   0,70   0,30%
  • IDX30 405   3,80   0,95%
  • IDXHIDIV20 470   4,99   1,07%
  • IDX80 115   0,89   0,78%
  • IDXV30 117   0,99   0,85%
  • IDXQ30 131   1,22   0,94%

Akhirnya, 200 negara sepakati perjanjian iklim global di Polandia


Minggu, 16 Desember 2018 / 23:16 WIB
Akhirnya, 200 negara sepakati perjanjian iklim global di Polandia
KONFERENSI PERUBAHAN IKLIM


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - POLANDIA. Sekitar 200 negara menyepakati adanya perjanjian yang mengatur perubahan iklim global. Namun para kritikus menilai kesepakatan itu dinilai terlalu ambisius untuk mencegah efek berbahaya dari pemanasan global.

Ratusan negara itu sepakat setelah melakukan pembicaraan selama dua minggu di Katowice, Polandia. Mereka akhirnya mempunyai kerangka kerja yang lebih rinci untuk menindaklanjuti perjanjian iklim Paris 2015, yang tujuannya untuk menjaga kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat celcius.

“Tidak mudah untuk menemukan kesepakatan yang begitu spesifik dan bersifat teknis. Melalui paket kesepakatan ini, Anda telah membuat seribu langkah maju secara bersama-sama. Anda bisa merasa bangga,” kata Ketua Acara Michael Kurtyka kepada para delegasi yang dikutip Reuters, Minggu (16/12).

Setelah Kurtyka memukul palu yang menandakan kesepakatan tercapai, maka para Menteri dan pejabat senior dari berbagai negara saling memeluk, tertawa dan meresa lega karena pembicaraan ini menemukan titik temu.

Sebelum pembicaraan dimulai, banyak pihak yang memperkirakan kesepakatan tidak akan tercapai. Apalagi pembicaraan yang menindaklanjuti kesepakatan iklim Paris 2015 telah terpecah, dari keinginan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin menarik diri dari perjanjian iklim ini. Karena AS adalah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia.

Namun, para menteri berhasil memecahkan kebuntuan antara Brazil dan negara-negara lain mengenai perhitungan kredit emisi karbon dan apakah sebagai negara harus mendapatkan uang atas kerusakan yang muncul akibat perubahan iklim.

Di samping itu, kesepakatan ini juga menunda sebagian besar bahan diskusi untuk tahun depan. Justru hal ini telah menghilangkan kesempatan untuk mengirimkan sinyal bagaimana negara-negara itu menerapkan kesepakatan ini praktik bisnisnya.

Meski demikian, para Menteri berhasil menjembatani serangkaian rencana kerja, yang kemudian dipecah menjadi sejumlah tema-tema penting, seperti bagaimana negara-negara melaporkan dan memantau perjanjian mereka untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan memperbarui rencana emisi karbon mereka.

Beberapa Menteri mengatakan, bahwa tidak semua orang senang dengan keputusan itu, tetapi proses pembicaraan ini masih dalam jalurnya dan mengalami perkembangan.

“Beberapa elemen aturan yang telah dibukukan masih perlu disempurnakan. Itu adalah dasar untuk memperkuat perjanjian iklim Paris dan dapat membantu memfasilitasi AS untuk kembali ke perjanjian Paris di masa mendatang,” kata Alden Meyer dari Union of Concerned Scientis (UCS).




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×