Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kemeterian Luar Negeri China hari ini, Jumat (9/10), akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa China bergabung dalam program penyediaan vaksin corona dunia, COVAX.
Bergabungnya China dalam inisiasi ini dinilai akan sangat membantu, terutama dalam hal pembiayaan. China menjadi negara dengan ekonomi terbesar yang bergabung dalam insiasi ini.
Program yang dikontrol langsung oleh WHO ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kemudahan akses menuju vaksin virus corona bila nanti telah ditemukan.
Melalui program COVAX, WHO berjanji akan membantu negara-negara miskin dan kurang mampu untuk bisa mendapatkan hak vaksin yang sama dengan negara lain yang lebih beruntung secara ekonomi.
Dalam pernyataannya, pihak kementerian tidak memberikan rincian tentang jumlah dukungan dana yang akan digelontorkan untuk COVAX.
Baca Juga: Armada kapal ikan China merapat ke Amerika Selatan, Chili waspada
Meskipun begitu, dikuti dari Reuters, Presiden Xi Jinping pada Mei lalu menjajikan dana sebesar US$ 2 miliar untuk menangani pandemi selama dua tahun ke depan.
"Kami mengambil langkah konkrit ini untuk memastikan pemerataan distribusi vaksin, terutama ke negara berkembang, dan berharap negara yang lebih mampu juga akan bergabung dan mendukung COVAX," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, seperti dikutip Reuters.
Target COVAX adalah untuk memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin corona sampai akhir tahun 2021 mendatang, atau sekitar 20% populasi dunia.
Hingga saat ini sudah ada lebih dari 170 negara yang bergabung dalam inisiasi ini demi mendapatkan kemudahan akses menuju vaksin, termasuk Indonesia.
Terkait dengan bergbungnya China, WHO mengatakan telah bernegosiasi cukup serius dengan China agar mau bergabung. Saat ini negara besar lain seperti AS dan Rusia masih belum menunjukkan keinginan untuk bergabung dalam COVAX.