Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada Reuters bahwa Ankara mendapatkan "persis seperti apa yang mereka inginkan" dari perundingan dengan Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menggambarkannya sebagai jeda waktu, yang memungkinkan agar para pejuang Kurdi untuk mundur.
Baca Juga: Situasi bakal makin mendidih, pasukan Rusia sudah masuk ke Suriah
Menurut Cavusoglu, pejuang Kurdi akan dipaksa untuk menyerahkan senjata berat mereka dan posisi mereka akan dihancurkan. Dia menolak menyebut perjanjian itu "gencatan senjata", dengan mengatakan gencatan senjata hanya bisa disetujui oleh pihak yang sah, dan bukan oleh milisi Kurdi yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris.
"Ketika elemen-elemen teroris benar-benar meninggalkan zona aman, kita dapat menghentikan operasi," kata Cavusoglu.
Menurut pernyataan bersama itu, Washington dan Ankara akan bekerja sama untuk menangani para pejuang ISIS dan keluarga mereka yang ditahan di penjara dan kamp. Hal itu untuk mengatasi kekhawatiran bahwa kelompok militan mungkin akan membangun dan menyerang lagi sasaran-sasaran baru.
Menanggapi hal ini, Presiden AS Donald Trump menuliskan tweet di akunnya: "Berita baik dari Turki".