kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat asap, Malaysia berlakukan keadaan darurat


Senin, 24 Juni 2013 / 10:32 WIB
Akibat asap, Malaysia berlakukan keadaan darurat
ILUSTRASI. Bahan dasar kedelai impor di sebuah rumah industri pembuatan tempe, Tangerang Selatan,


Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri

KUALA LUMPUR. Malaysia mengumumkan keadaan darurat di dua daerah di negara bagian Johor selatan mulai hari Minggu kemarin (23/6). Keadaan darurat itu diumumkan, menyusul tingginya kabut asap akibat kebakaran yang melanda lahan di Indonesia.

Pembakaran hutan di pulau Sumatera di Indonesia membuat wilayah Semenanjung Malaysia dan Singapura berkabut awan hingga batas yang berbahaya. Kebakaran hutan di Indonesia merupakan masalah kronis yang terjadi saat musim kemarau, antara Juni dan September.

"Perdana Menteri Najib Razak telah sepakat mendeklarasikan status darurat bencana di Muar dan Ledang," kata Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia, G. Palanivel dalam sebuah posting Facebook yang dikutip Reuters.

Palanivel mengatakan, indeks polusi udara di dua kabupaten tersebut telah melampaui indeks 750. Padahal, angka indeks 300 sudah menunjukkan tingkat polusi udara yang berbahaya bagi manusia. Media dalam negeri Malaysia mengutip, menteri akan ada penyemaian awan di daerah bencana.

Tercatat 211 sekolah ditutup di wilayah Malaysia tersebut, sampai pemberitahuan lebih lanjut. Warga telah disarankan tinggal di dalam rumah dan menggunakan masker yang telah didistribusikan oleh pemerintah.

Sementara itu, semua bandara domestik yang dikelola oleh Malaysia Airports Holdings Berhad (MAHB) beroperasi seperti biasa, meskipun kabut asap menjadi ancaman. Tingkat jarak pandang di bandara hanya 1 km dan dinilai masih tahap aman. Otoritas bandara Malaysia menyebutkan, bandara akan ditutup  jika jarak pandang dibawah 300 meter.

Sementara itu, pejabat Indonesia menyalahkan perusahaan perkebunan yang berbasis di Malaysia dan Singapura dalam peristiwa kabut asap tersebut. Indonesia menyatakan, banyak perusahaan dari negeri Jiran itu diduga terlibat dalam pembakaran hutan di Sumatera. Namun, pernyataan Indonesia itu dibantah perusahaan asal Malaysia dan Singapura.




TERBARU

[X]
×