kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat perang dagang, saham-saham China berguguran


Jumat, 24 Mei 2019 / 14:05 WIB
Akibat perang dagang, saham-saham China berguguran


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang dagang telah mendorong aksi jual besar-besar pada pada saham-saham China yang diperdagangkan di Amerika Serikat (AS) sejak krisis keuangan global menguat.

Indeks ADR S&P/BNY Mellon China bahkan anjlok 15% pada bulan Mei 2019 dan ini merupakan kinerja bulanan terburuk sejak Oktober 2008. Perusahaan besar China terkena imbasnya akibat perang dagang tersebut, seperti Weibo Corp, Sina Corp dan Baidu Inc. Mereka mengalami penurunan nilai saham melebihi 30%.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (24/5), kerugian tersebut tidak hanya terjadi di Amerika Serikat (AS) tapi meluas ke Hong Kong. Indeks Hang Seng China Enterprises memperlihatkan bahwa kinerja saham perusahaan China merosot hampir 10%, dan menjadi kinerja terburuk dengan tolak ukur pasar global.

Penurunan dari indeks Hang Seng China telah terasa sejak Januari 2016, dengan momentum penjualan saham yang paling intens dalam 11 bulan. Misalnya saja, Air China Ltd., turun lebih dari 20% di bulan Mei dan menyusul China Tower Corp Ltd. yang juga kehilangan hingga 18%.

Kondisi ini menunjukkan bagaimana aset China terkena dampak sejak Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan kepada Beijing pada bulan ini melalui pengenaan tarif tinggi serta langkah-langkah untuk membatasi akses negara itu kepada teknologi utama.

Padahal tiga minggu lalu, indeks ADR S&P/BNY Mellon mendekati level tertinggi selama sembilan bulan. Sementara reli kuartal pertama 2019, juga mencatatkan kinerja terbaik untuk setahun dalam satu dekade.

Kemerosotan saham ini menjadi berita buruk bagi investor yang melacak dari MSCI Inc. Dari penyusunan indeks tersebut, perusahaan China yang terdaftar masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan di luar negeri. Mereka telah berkontribusi seperempat dari penurunan saham pada bulan ini menurut MSCI Emerging Markets Index, dan yang terbesar adalah Tencent Holdings Ltd.

Hal ini semakin diperparah dengan penurunan mata uang yuan, sehingga menambah sakit para investor. Mereka terpaksa mengurangi nilai pendapatan perusahaan ketika dikonversi dalam bentuk dollar. Mata uang Cina turun 2,5% bulan ini, sementara offshore justru lebih rendah yaitu 2,8%.

China menyalahkan Washington karena telah merusak perundingan perdagangan antar dua negara. Dan memerintahkan Amerika Serikat untuk segera berubah sebelum negosiasi dapat dilanjutkan.

“Sikap China dalam perundingan sudah jelas. Jika AS masih ingin melanjutkan pembicaraan maka mereka harus menunjukkan ketulusan dan memperbaiki sistem mereka,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng di Beijing, Kamis lalu.

Pada hari yang sama, Trump menyebut perusahaan teknologi China, Huwaei Technologies Co sebagai perusahaan yang berbahaya dan tapi hal ini dimasukan dalam kesepakatan perdagangan. Pemerintah AS juga akan menerapkan tarif tinggi untuk barang-barang yang dijual sangat murah di luar harga umum.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×