Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekitar 276 juta anak-anak sekolah di China memasuki liburan Tahun Baru Imlek selama sebulan ketika corona virus baru menyerang.
Penyakit ini telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di China, dan menginfeksi puluhan ribu orang, mendorong banyak provinsi untuk menunda dimulainya kembali tahun sekolah selama berminggu-minggu.
Baca Juga: WHO puji upaya Singapura menemukan setiap kasus virus corona
Namun, masyarakat yang menghargai pendidikan tidak akan membiarkan virus menghentikan anak-anak mereka dari belajar. Beberapa orang tua telah mendaftar untuk kelas online karena mereka takut anak-anak mereka tidak akan dapat mengikuti teman-teman mereka ketika sekolah dibuka kembali.
Banyak provinsi dan sekolah juga telah meminta agar anak-anak mengikuti kursus online selama ini. Di banyak daerah, pemerintah daerah telah melarang lembaga offline beroperasi dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus.
"Jangka panjang, ini bisa membuat les online lebih dapat diterima oleh orang tua yang ragu-ragu dan berpotensi berkontribusi jangka panjang untuk penetrasi les online di China, dalam pandangan kami," kata analis China Renaissance Alex Liu dan Don Lau dalam laporan 3 Februari.
Baca Juga: WNI yang terinfeksi virus corona di Singapura dinyatakan sembuh
Insinyur perangkat lunak di 17EdTech, yang menjual produk dan layanan ke sistem sekolah umum untuk pendidikan online, telah bekerja siang dan malam sejak 23 Januari untuk menangani permintaan yang luar biasa dan mempertahankan ketersediaan produk online-nya, kata juru bicara Lü Tao pekan lalu.
“Jelas, hampir semua sekolah online akan melihat peningkatan jumlah pendaftaran selama wabah, meskipun belum ada data publik yang tersedia,” kata Lu Tao, menurut terjemahan CNBC dari pernyataan berbahasa Mandarinnya.