kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Aksi provokatif China di Laut China Selatan, Filipina: Yang menembak duluan, kalah!


Selasa, 11 Agustus 2020 / 04:37 WIB
Aksi provokatif China di Laut China Selatan, Filipina: Yang menembak duluan, kalah!
ILUSTRASI. Kapal penjaga pantai atau daerah perbatasan laut Filipina di Laut China Selatan.


Sumber: South China Morning Post,Xinhua | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MANILA. Angkatan Laut Filipina marah terkait aksi provokasi yang dilakukan China di Laut China Selatan. Kepala angkatan laut Filipina menyerukan agar protes diplomatik diajukan terhadap keberadaan dua kapal penelitian China di wilayah sengketa di Laut China Selatan.

South China Morning Post melaporkan, Wakil Laksamana Angkatan Laut Filipina Giovanni Bacordo mengatakan kepada Asosiasi Koresponden Asing Filipina pada hari Senin (10/8/2020) bahwa kapal-kapal China telah berada di dekat Reed Bank selama "sekitar satu minggu" dan karena kecepatan mereka sekitar tiga knot, angkatan laut Filipina menyimpulkan mereka tengah melakukan survei.

"Kami telah melaporkan ini (kepada Panglima Angkatan Bersenjata dan Departemen Pertahanan Nasional)... dan meminta pengajuan protes diplomatik," kata Bacordo, 55 tahun, seperti yang dilansir South China Morning Post.

Baca Juga: China terus unjuk gigi, kembali gelar latihan militer tembak langsung maritim

Dia juga menambahkan, “Kami telah memeriksa apakah mereka memiliki izin untuk berada di sana. Kami menemukan bahwa mereka tidak memiliki izin.”

Reed Bank adalah wilayah yang diperebutkan dan kaya energi di Laut China Selatan yang diklaim Filipina sebagai dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) - klaim yang didukung oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag pada 2016. Namun demikian, China terus mempermasalahkan hak ekonomi atas wilayah tersebut, yang terletak 85 mil laut dari Pulau Palawan Filipina dan 595 mil laut dari pantai provinsi Hainan China. 

Baca Juga: Laut China Selatan memanas, ASEAN berkomitemen terus jadi lokomotif bagi perdamaian

Perundingan yang bertujuan untuk memecahkan kebuntuan atas kesepakatan eksplorasi minyak dan gas bersama terhenti di tengah jalan.



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×