kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Aktivitas Industri China Nyaris Jalan di Tempat


Selasa, 04 Juni 2013 / 08:09 WIB
Aktivitas Industri China Nyaris Jalan di Tempat
ILUSTRASI. Aparat kepolisian membawa barang bukti aktivitas pengeboran minyak ilegal di Bukit Subur, Bahar Selatan, Muarojambi, Jambi, Kamis (1/10/2020). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.


Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia

BEIJING. Aktivitas pabrik di China tak bergairah di bulan Mei lalu, sementara pertumbuhan di bisnis jasa juga nyaris tak berekspansi. China diyakini kehilangan kesempatan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal dua tahun ini.

HSBC/Markit merilis, Purchasing Managers' Index (PMI) China bulan Mei sebesar 49,2, turun dibandingkan posisi sebelumnya 50,4 di bulan April. Sekadar informasi, indeks di bawah 50 menunjukkan aktivitas ekonomi berkontraksi, tak berekspansi.

Aktivitas pabrik dan sektor jasa di posisi terendah sejak Oktober 2012, lantaran permintaan domestik dan luar negeri turun. "Penurunan indeks menunjukkan pelemahan aktivitas berlangsung hingga akhir Mei, dipicu memburuknya permintaan domestik," kata Qu Hongbin, Kepala Ekonom China di HSBC. Baik permintaan baru maupun pesanan ekspor turun ke level di bawah 50.

Data HSBC menunjukkan tren berbeda dengan hasil penghitungan pemerintah. Pemerintah China pada Sabtu lalu mengumumkan PMI Mei naik tipis menjadi 50,8 dari April di posisi 50,6.

Perekonomian China mengejutkan pasar di kuartal I, hanya tumbuh 7,7%. Ekonom memperkirakan, tren pelemahan ekonomi ini masih akan terus berlanjut. "Proyeksi kami, produk domestik bruto kuartal II melambat lagi menjadi 7,5%," kata Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom China dari Nomura di Hong Kong.

Industri di China tak hanya menghadapi penurunan permintaan tapi juga tingginya kapasitas produksi. Pemerintah mencoba mendorong kredit namun masih lebih banyak yang lari ke sektor properti dibanding ke usaha produktif.

Pekan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) dan OECD memangkas proyeksi pertumbuhan China tahun 2013 menjadi masing-masing 7,75% dan 7,8%. Sebelumnya, kedua lembaga internasional ini meramal, China masih bisa menyentuh laju pertumbuhan di atas 8%.

Data PMI resmi Pemerintah China lebih banyak menyurvei perusahaan pelat merah dan besar. Sedangkan HSBC/Markit menghitung perusahaan kecil. Perusahaan besar banyak terbantu dana stimulus pemerintah, sementara usaha kecil menengah terlihat dipengaruhi volatilitas ekspor. "Kami belum melihat sinyal pemulihan, meski peluang penurunan tipis," kata You Hongye, Ekonom di China Essence Securities.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×