kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona


Senin, 02 Maret 2020 / 06:49 WIB
Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona
ILUSTRASI. Aktivitas pabrik ini lebih buruk daripada selama krisis keuangan global.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik di China berkontraksi dengan penurunan pada laju tercepat di bulan Februari. Bahkan, aktivitas pabrik ini lebih buruk daripada selama krisis keuangan global.

Purchasing managers'index (PMI) resmi China turun ke rekor terendah pada 35,6 di bulan Februari dari posisi 50,0 pada Januari lalu. Data Biro Statistik Nasional yang dirilis Sabtu (29/2) ini menunjukkan kontraksi paling dalam akibat virus corona.

Angka tersebut bahkan jauh lebih rendah ketimbang ekspektasi analis pada polling Reuters yang meramalkan kontraksi pada 46,0. Indikasi suram ini memberikan gambaran pertama China sejak penyebaran virus corona yang menewaskan 2.995 orang per Senin (2/3) dan menginfeksi 88.108 orang.

Baca Juga: Terimbas corona, manufaktur minta insentif

Data PMI ini pun menunjukkan bahwa gangguan ekonomi dari virus corona kemungkinan akan meluas ke seluruh kuartalĀ  pertama 2020. Wabah virus corona menyebabkan pembatasan transportasi meluas dan diperlukan untuk mencegah penyebaran sehingga melumpuhkan aktivitas ekonomi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan tahunan dalam semua aktivitas menjadi negatif pada Januari-Februari karena ekonomi China sangat diketatkan sejak 23 Januari," kata analis Nomura dalam catatan setelah rilis data PMI.

Sub-indeks produksi manufaktur merosot ke 27,8 pada bulan Februari dari posisi Januari yang masih ada di 51,3. Sedangkan pesanan baru merosot ke 29,3 dari sebelumnya 51,4.

Pesanan baru yang diterima manufaktur China juga turun dengan laju paling kencang. Biro Statistik China memperingatkan tekanan yang meningkat pada eksportir karena penundaan pengiriman dan pembatalan pesanan.

Baca Juga: Dibayangi virus corona, IHSG diramal masih akan lesu di bulan Maret

Kondisi tenaga kerja pun ketat di tengah pembatasan perjalanan. Analis memperingatkan bahwa penyebaran virus corona ke negara lain akan berdampak pada rantai pasokan global dan membatasi pemulihan bagi produsen China.

"Bahkan jika kekurangan tenaga kerja di China mulai mereda, beberapa pabrik mungkin bermasalah dalam melanjutkan produksi normal jika mereka kesulitan mencari bahan setengah jadi dari negara lain," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China pada Capital Economics dalam catatan yang dikutip Reuters.

Ekonom Morgan Stanley telah memperingatkan dampak virus corona terhadap pertumbuhan global kuartal pertama dengan meningkatnya risiko meluas ke kuartal kedua.

Pemerintah China telah meluncurkan langkah-langkah stimulus untuk membantu bisnis, terutama usaha kecil yang menghadapi tekanan kas. "Stimulus ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan korporasi dan mempercepat laju dimulainya kembali bisnis. PMI Maret diharapkan bisa menunjukkan peningkatan," kata Zhao Qinghe, ahli statistik senior Biro Statistik Nasional.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham-saham yang paling banyak dilepas asing dalam sepekan

Qinghe menambahkan bahwa tingkat produksi pada perusahaan menengah dan besar akan naik menjadi 90,8% di akhir Maret. Sementara saat ini tingkat produksi perusahaan kecil dan menengah hanya 32,8%. Beberapa perusahaan yang memulai kembali aktivitas berjalan dengan kapasitas di bawah normal.

Tak cuma sektor manufaktur, aktivitas sektor jasa pun merosot ke 29,6 dari sebelumnya 54,1. Sektor jasa mengontribusi sekitar 60% produk domestik bruto China. Bisnis transportasi, wisata, katering berkontraksi tajam dengan angka di bawah 20. Sementara sub-indeks aktivitas konstruksi merosot ke 26,6 dari sebelumnya 59,7.




TERBARU

[X]
×