Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sepak terjang bisnis private equity terus membesar di kawasan Asia Tenggara. Laporan Bain & Company’s Asia Pacific Private Equity terbaru mengungkapkan, transaksi private equity menembus level tertinggi sepanjang masa. Sepanjang tahun 2014, aktivitas bisnis private equity membukukan transaksi investasi mencapai US$ 81 miliar.
Angka ini melonjak 62% dari torehan transaksi sebesar US$ 50 miliar di tahun 2013. Tidak cuma sibuk membenamkan investasi, perusahaan private equity juga berpesta laba. Tahun lalu, aktivitas penjualan atau penarikan dana private equity naik 118%, membukukan rekor baru sebesar US$ 111 miliar.
Tahun lalu, China menjadi markas aktivitas bisnis private equity, disusul Jepang dan Australia. Aktivitas private equity di tiga negara tersebut menyumbang 90% dari total transaksi penawaran saham perdana (IPO) yang digelar di Asia Pasifik. Porsi ini meningkat 80% ketimbang pertumbuhan rata-rata selama lima tahun belakangan.
Investasi private equity di China menembus US$ 40 miliar, 33% lebih tinggi ketimbang rekor sebelumnya yang terjadi di tahun 2011. China juga menjadi kontributor terbesar realisasi penarikan dana atau investasi private equity yakni mencapai US$ 61 miliar.
Penarikan dana tersebut dipicu keinginan merealisasikan keuntungan sekaligus rencana untuk menarik modal segar dari investor. Misal, realisasi keuntungan investor private equity lewat perhelatan IPO Alibaba.
Berbanding terbalik, private equity di Indonesia justru kesulitan merealisasikan keuntungan. Aktivitas penjualan investasi private equity di Indonesia sebesar US$ 4,4 miliar, terendah dalam tempo sembilan tahun terakhir.
Aktivitas suntikan investasi baru juga kurang bergairah. Catatan Bain, investasi private equity di Indonesia tersendat perhelatan pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung pertengahan tahun 2014. Alhasil, suntikan investasi baru private equity di Indonesia mencapai US$ 5,9 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Menatap tahun 2015, survei Bain terhadap 145 eksekutif private equity menunjukkan prospek investasi di Asia Pasifik masih menjanjikan.
Di China, sebanyak 40% responden meyakini pertumbuhan investasi bakal melampaui 10% di tahun ini. Sepertiga responden percaya diri bahwa pertumbuhan perusahaan lokal di Asia Tenggara memberikan return yang tinggi. Tahun ini, China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Asia Tenggara menjadi perhatian private equity.