Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ambruknya sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Bursa Wall Street pun merosot di akhir pekan ini.
Wall Street ditutup memerah pada akhir pekan yang menandai akhir dari pekan penuh gejolak yang didominasi krisis yang sedang berlangsung di sektor perbankan dan meningkatnya kekhawatiran akan adanya resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ketiga indeks utama Wall Street mengakhiri pekan di wilayah negatif, dengan saham sektor keuangan turun paling dalam di indeks S&P 500.
Jumat (17/3), indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 384,57 poin atau 1,19% ke level 31.861,98. Sementara indeks S&P 500 jatuh 43,64 poin atau 1,10% menjadi 3.916,64 dan indeks Nasdaq Composite turun 86,76 poin atau 0,74% ke level 11.630,51.
Baca Juga: Wall Street Turun di Tengah Tekanan Saham Bank Regional AS
Drama yang berlangsung sejak minggu lalu dengan runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank telah memicu kekhawatiran penularan di seluruh sistem perbankan dunia. Hal ini pada akhirnya menekan saham-saham sektor keuangan.
"Ada validitas untuk beberapa kekhawatiran terkait likuiditas secara keseluruhan dan potensi krisis likuiditas," kata Oliver Pursche, Wakil Presiden Senior di Wealthspire Advisors di New York.
Kekhawatiran itu telah menyebar ke Eropa, karena saham Credit Suisse ikut tersandung karena kekhawatiran likuiditas, dan mendorong para pembuat kebijakan untuk bergerak demi meyakinkan pasar.
"Hal ini menunjukkan dampak nyata kenaikan suku bunga terhadap modal dan neraca perusahaan. Dan Anda melihatnya berdampak pada institusi besar seperti Credit Suisse. Dan itu membuat orang bingung," tambahnya.
Di sisi lain, investor juga mulai mengalihkan pandangan mereka ke pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada minggu depan.
Baca Juga: Bursa Asia Mayoritas Menguat di Pagi Ini (17/3), Simak Sentimen yang Mendorongnya
Mengingat perkembangan terakhir di sektor perbankan dan data yang menunjukkan pelemahan ekonomi, investor telah menyesuaikan ekspektasi mereka mengenai ukuran dan durasi kenaikan suku bunga terbatas Fed.
"Krisis mini perbankan ini telah meningkatkan peluang resesi dan mempercepat waktu perlambatan ekonomi," kata Pursche.