Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Para pemimpin Uni Eropa memperingatkan Presiden China Xi Jinping tentang konsekuensi yang sangat buruk atas rencana Beijing untuk memperkenalkan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.
Di saat yang sama, Uni Eropa juga menekan adanya kemajuan akses pasar dan upaya mengatasi perubahan iklim sebagai tanda pendekatan yang makin keras dari Eropa kepada China.
Baca Juga: Saling membutuhkan, akankah India dan China terjerumus ke dalam medan perang?
Pemimpin Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta para pemimpin China untuk meningkatkan perhatian politik dalam pembicaraan investasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan pada akhir tahun.
Sementara Xi menangkis kategorisasi Uni Eropa tentang China sebagai saingan dan berjanji untuk bekerja sama dengan blok tersebut dalam kerja sama dan menjunjung tinggi multilateralisme.
Panggilan telepon Xi dengan von der Leyen dan presiden Dewan Eropa Charles Michel mengikuti pertemuan puncak keduanya dengan Perdana Menteri Li Keqiang pada hari sebelumnya.
Di isu mana Covid-19, masalah ekonomi, hubungan UE-China, situasi Hong Kong dan masalah internasional lainnya menjadi agenda dalam pembicaraan tersebut.
Baca Juga: Jepang dan China saling klaim Kepulauan Senkaku, Laut China Timur memanas
Media pemerintah China tidak membuat referensi tentang apa yang dikatakan Xi dan Li soal Hong Kong. Namun yang pasti undang-undang keamanan nasional untuk kota ini diharapkan akan disahkan pada 30 Juni.
"Undang-undang keamanan nasional berisiko serius merusak prinsip satu negara, dua sistem," kata von der Leyen dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak seperti dikutip South China Morning Post.
"Kami juga menyampaikan bahwa Tiongkok berisiko mendapat konsekuensi yang sangat negatif jika terus menerapkan undang-undang ini," tegasnya.
"Uni Eropa berhubungan dengan mitra G7 [Kelompok Tujuh] kami dalam hal ini, dan kami telah membuat posisi kami sangat jelas bagi kepemimpinan China hari ini dan mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali hal tersebut," lanjut von der Leyen.
Baca Juga: Gedung Putih: Perjanjian perdagangan Amerika Serikat dengan China telah berakhir
"Tentu saja mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dari kami, tetapi ini adalah sudut pandang kami yang sangat jelas yang kami sampaikan kepada kepemimpinan Tiongkok," ungkapnya.
Sementara soal perjanjian investasi, von der Leyen mengatakan pihaknya terus memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang tidak seimbang. "Kami berharap saat ini meningkatkan dan mengangkat negosiasi yang sejauh ini berada pada tingkat yang sangat rendah ke tingkat politik yang lebih tinggi," katanya.
“Kita perlu menindaklanjuti komitmen ini dengan segera. Kita juga perlu memiliki lebih banyak ambisi dari pihak China untuk menyelesaikan negosiasi tentang perjanjian investasi,” ujar dia.
Baca Juga: Warganya diadili atas tuduhan mata-mata oleh China, PM Kanada meradang