kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Anggota G7 Akan Bahas Standar Mata Uang Digital dan Regulasi Kripto


Rabu, 12 April 2023 / 13:39 WIB
Anggota G7 Akan Bahas Standar Mata Uang Digital dan Regulasi Kripto
ILUSTRASI. Mata uang kripto.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Negara yang tergabung dalam G7 akan mendorong negara-negara berkembang untuk memperkenalkan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC), sesuai dengan standar internasional.

Dilansir dari Reuters, Rabu (12/4), langkah tersebut menjadi salah satu bahasan utama dalam diskusi kelompok G7 yang diketuai Jepang tahun ini. Selain itu, ini juga sebagai upaya dalam mengatasi masalah global dari teknologi digital yang bergerak cepat.

“Kita harus mengatasi risiko-risiko dari pengembangan CBDC dengan memastikan faktor-faktor seperti transparansi yang tepat dan tata kelola yang baik," ujar Wakil Menteri Keuangan Jepang, Masato Kanda.

Kanda menjelaskan, prioritas tahun ini G7 akan mempertimbangkan cara terbaik untuk membantu negara-negara berkembang memperkenalkan CBDC sesuai standar, termasuk kebijakan publik G7 untuk CBDC ritel.

Baca Juga: AS-Filipina Semakin Dekat dengan Kesepakatan Pertahanan Berdurasi 5 hingga 10 Tahun

Dikatakannya, inovasi teknologi digital yang cepat memberikan berbagai manfaat dan juga tantangan baru seperti keamanan dunia maya, penyebaran informasi yang salah, kesenjangan sosial dan politik serta risiko pasar keuangan.

“Runtuhnya bursa kripto FTX tahun lalu merupakan peringatan serius bagi para pembuat kebijakan untuk membuat regulasi lintas batas. Untuk aset kripto sendiri, ada sedikit perbedaan pandangan antar negara. Tetapi konsensus jelas mengatakan bahwa kita membutuhkan banyak regulasi, terutama setelah guncangan FTX tersebut,” katanya.

Sementara itu, lanjut Kanda, topik pembicaraan lainnya dalam G7 tahun ini yakni mengatasi kerentanan utang beberapa negara berpenghasilan menengah. Menurutnya, agak sulit untuk melihat hasil konkrit untuk negara seperti Zambia, Ghana dan Ethiopia mengenai pembicaraan soal utang dalam bahasan tersebut.

“Untuk Sri Lanka, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kemajuan, dengan rencana untu meluncurkan komite kreditur di hari Kamis besok, yang akan diprakarsai oleh Jepang, Prancis dan ketua G20 yaitu India,” tandasnya.

Adapun yang tergabung dalam kelompok G7 di antaranya Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×