Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. AS dan Filipina semakin dekat untuk menyelesaikan panduan kerja sama pertahanan yang akan berdurasi 5 hingga 10 tahun ke depan. Para pejabat tinggi kedua negara pada hari Selasa (11/4) sepakat untuk menyelesaikannya dalam beberapa bulan mendatang.
Dalam pernyataan bersama di Washington, disebutkan bahwa adopsi Roadmap Bantuan Sektor Keamanan dalam beberapa bulan mendatang akan memandu investasi modernisasi pertahanan bersama dan menginformasikan pengiriman platform prioritas selama 5 hingga 10 tahun ke depan.
"Kami membahas pengiriman platform pertahanan prioritas termasuk radar, drone, pesawat angkut militer, dan sistem pertahanan pesisir dan udara," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, seperti dikutip Reuters.
Sejalan dengan itu, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan, kedua belah pihak berusaha memperkuat komitmen mereka untuk memodernisasi hubungan AS-Filipina.
Baca Juga: Dua Kali dalam Sepekan, China Kembali Mengirim Kapal Perang ke Sekitar Taiwan
"Kami akan menggandakan komitmen untuk memodernisasi aliansi AS-Filipina sebagai pengakuan bahwa kemitraan kami perlu memainkan peran yang lebih kuat dalam melestarikan tatanan internasional berdasarkan hukum internasional," kata Manalo.
Untuk saat ini Austin merasa masih terlalu dini untuk membahas aset apa yang ingin ditempatkan AS di pangkalan militer Filipina yang baru dibentuk di bawah koridor Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA).
Dari kubu Filipina, Manalo percaya bahwa pangkalan militer baru AS memang ditujukan untuk meningkatkan interoperabilitas militer, mengatasi potensi bencana kemanusiaan, dan menanggapi jenis tantangan keamanan lainnya.
Pernyataan bersama yang dirilis kedua negara pada hari Selasa secara khusus menyampaikan harapan untuk meningkatkan anggaran EDCA menjadi lebih dari US$ 100 juta pada akhir tahun 2023, naik US$ 20 juta dari rencana sebelumnya.
Pertemuan tingkat tinggi ini dilakukan setelah lebih dari 17.000 tentara Filipina dan AS memulai latihan militer gabungan terbesar mereka pada Selasa. Aksi ini dinilai sebagai upaya nyata kedua negara untuk menanggapi perilaku China yang mengklaim beberapa wilayah FIlipina di Laut China Selatan.
Baca Juga: Filipina Akhirnya Mengungkap 4 Lokasi Pangkalan Militer AS yang Baru
Hubungan AS dan Filipina terlihat semakin hangat sejak Ferdinand Marcos Jr. duduk di kursi presiden. Pertemuan hari Selasa juga jadi yang pertama dalam tujuh tahun.
Awal pekan lalu, Filipina resmi mengungkap lokasi dari empat pangkalan militer baru AS. Keempat lokasi yang diumumkan adalah pangkalan angkatan laut Camilo Osias di Sta Ana dan bandara Lal-lo, keduanya di provinsi Cagayan, dan Camp Melchor Dela Cruz di Gamu, provinsi Isabela, dan pulau Balabac di lepas pantai Palawan.
Isabela dan Cagayan menghadap ke utara menuju Taiwan, sementara Palawan berada di dekat Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan China di Laut China Selatan.
China bahkan telah membangun pulau buatan yang dilengkapi dengan landasan pacu dan sistem rudal di gugusan Spratly.