Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. China kembali mengirim kapal perang dan pesawat ke sekitar Taiwan pada hari Jumat (7/4). Ini merupakan pengerahan militer untuk yang kedua kalinya dalam tiga hari terakhir.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa ada tiga kapal perang China yang berlayar di perairan sekitar mereka. Di saat yang sama, jet tempur dan helikopter antikapal selam juga melintasi zona identifikasi pertahanan udara pulau itu.
"Tiga kapal perang telah terdeteksi di sekitar Selat Taiwan dan satu helikopter angkatan laut China melintasi zona identifikasi pertahanan Taiwan," ungkap kementerian, seperti dikutip Channel News Asia.
Baca Juga: Founder Foxconn, Terry Gou, Siap Bersaing Lagi untuk Jadi Presiden Taiwan
Sehari sebelumnya, China mengutus kapal induk Shandong ke sekitar Taiwan. Kapal induk China itu berlayar melalui perairan tenggara Taiwan menuju Pasifik barat, beberapa jam sebelum Presiden Taiwan Tsai Ing Wen bertemu dengan juru bicara DPR AS Kevin McCarthy.
Langkah serupa pernah dilakukan China pada bulan Agustus lalu ketika pendahulu McCarthy, Nancy Pelosi, datang langsung ke Taipei.
Aksi China ini jelas memicu kecaman dari AS. Mereka meminta China untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan sebagai gantinya terlibat dalam diplomasi yang jelas.
McCarthy awalnya berencana untuk pergi ke Taiwan sendiri, namun ia memilih untuk bertemu Tsai di California.
Baca Juga: Filipina Akhirnya Mengungkap 4 Lokasi Pangkalan Militer AS yang Baru
Oleh para ahli, keputusan itu dianggap sebagai bentuk dukungan AS terhadap Taiwan sambil tetap berusaha menghindari ketegangan yang memanas dengan China.
McCarthy telah bersumpah bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan akan terus berlanjut di bawah upaya untuk mencegah agresi dari China. Sayangnya, keputusan itu justru membuat China semakin marah.
"Berdasarkan apa yang kita lihat dalam sejarah, cara terbaik untuk melakukannya (mencegah agresi) adalah dengan menyediakan senjata yang memungkinkan orang untuk mencegah perang. Ini adalah pelajaran penting yang kami pelajari melalui Ukraina," kata McCarthy.