kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.370   -48,00   -0,29%
  • IDX 7.952   15,91   0,20%
  • KOMPAS100 1.106   -0,20   -0,02%
  • LQ45 812   -1,90   -0,23%
  • ISSI 268   1,83   0,69%
  • IDX30 421   0,16   0,04%
  • IDXHIDIV20 488   0,14   0,03%
  • IDX80 122   -0,19   -0,16%
  • IDXV30 132   0,97   0,74%
  • IDXQ30 136   0,14   0,10%

Eropa Aktifkan Proses Pemulihan Sanksi PBB terhadap Iran


Kamis, 28 Agustus 2025 / 21:25 WIB
Eropa Aktifkan Proses Pemulihan Sanksi PBB terhadap Iran
ILUSTRASI. Sebuah pandangan satelit menunjukkan gambaran umum kompleks bawah tanah Fordow, setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir bawah tanah tersebut, dekat Qom, Iran, 22 Juni 2025. Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) pada Kamis (28/8/2025) memulai proses 30 hari untuk mengaktifkan kembali sanksi PBB) terhadap Iran.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - PARIS/PBB. Inggris, Prancis, dan Jerman (E3) pada Kamis (28/8/2025) memulai proses 30 hari untuk mengaktifkan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran terkait program nuklirnya. 

Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan ketegangan, dua bulan setelah Israel dan Amerika Serikat menggempur fasilitas nuklir Iran. Informasi tersebut tercantum dalam surat yang dikirim E3 kepada Dewan Keamanan PBB dan dilihat oleh Reuters.

E3 menyatakan keputusan tersebut diambil guna memicu mekanisme “snapback” sebelum tenggat pertengahan Oktober, saat mereka kehilangan hak untuk mengembalikan sanksi yang semula dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Iran di Tengah Upaya Perundingan

Sebelumnya, E3 telah mengadakan beberapa putaran perundingan dengan Iran sejak serangan Israel dan Amerika Serikat pada pertengahan Juni. Namun, pembicaraan terakhir di Jenewa, Selasa lalu, dinilai tidak menghasilkan komitmen nyata dari Teheran.

Langkah E3 ini didasari tuduhan bahwa Iran melanggar kesepakatan 2015 yang bertujuan mencegahnya mengembangkan senjata nuklir. 

Amerika Serikat, yang awalnya ikut dalam kesepakatan tersebut, menarik diri pada 2018 di bawah pemerintahan Donald Trump. Upaya perundingan tidak langsung dengan Iran awal tahun ini juga gagal.

Dalam suratnya, E3 menegaskan komitmen untuk menggunakan semua instrumen diplomatik demi memastikan Iran tidak pernah mengembangkan senjata nuklir. 

Baca Juga: Negara-negara Eropa Jatuhkan 4 Perangkat Sanksi Baru untuk Rusia

Mereka menyatakan tetap membuka peluang diplomasi selama masa 30 hari proses snapback, dan berharap Iran memberi komitmen nyata terkait program nuklirnya sebelum akhir September.

Meski begitu, Iran sebelumnya telah memperingatkan akan memberikan “respons keras” bila sanksi PBB dikembalikan. 

E3 juga sempat menawarkan penundaan snapback hingga enam bulan jika Iran bersedia melanjutkan inspeksi penuh PBB serta membuka negosiasi dengan Amerika Serikat, termasuk membahas stokuranium yang belum diverifikasi sejak serangan Juni lalu.

Kekecewaan Meningkat di Iran

Proses PBB ini memberi waktu 30 hari sebelum sanksi diberlakukan kembali terhadap sektor keuangan, perbankan, energi, dan pertahanan Iran. Ancaman kembalinya sanksi internasional memicu kegelisahan ekonomi dan memperdalam perpecahan politik di Iran. 

Baca Juga: Iran dan Negara Eropa Akan Gelar Pembicaraan Nuklir di Istanbul pada Jumat

Menurut tiga sumber dekat pemerintah, kubu garis keras mendorong perlawanan terbuka, sementara kelompok moderat menginginkan jalur diplomasi.

Nilai tukar rial Iran anjlok tajam sejak laporan Reuters mengenai langkah E3 ini. Di sisi lain, Iran terus memperkaya uranium hingga 60% tingkat kemurnian, hanya selangkah dari 90% yang diperlukan untuk senjata nuklir. 

Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebelum serangan Israel pada 13 Juni, Iran telah memiliki cukup bahan untuk enam bom nuklir jika diproses lebih lanjut.

Meski demikian, produksi senjata nuklir secara penuh diperkirakan masih memerlukan waktu. 

Baca Juga: Dua Hari Setelah Trump Umumkan Rencana Perundingan, AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran

IAEA menyatakan tidak dapat menjamin program nuklir Iran sepenuhnya damai, tetapi belum menemukan bukti kredibel adanya proyek senjata terkoordinasi. 

Barat menilai perkembangan program nuklir Iran sudah melampaui kebutuhan sipil, sementara Teheran bersikeras tidak berniat membuat senjata nuklir.

Selanjutnya: Jebol Atap, Macan Tutul Kabur dari Kandang di Lembang Park & Zoo

Menarik Dibaca: 5 Perbedaan Sunscreen dan Sunblock, Mana yang Benar-Benar Anda Butuhkan




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×