Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Duta Besar Iran untuk Australia, Ahmad Sadeghi, menolak tuduhan pemerintah Australia yang menyebut Tehran berada di balik serangan antisemit berupa pembakaran di Sydney dan Melbourne.
Sadeghi menyebut tuduhan tersebut sebagai “kebohongan”.
Sadeghi tiba di Bandara Sydney pada Kamis (28/8) menjelang batas waktu pengusiran yang diberikan pemerintah Australia.
Ia diwajibkan meninggalkan negara itu dalam 72 jam sejak Selasa lalu, menjadikannya pengusiran duta besar pertama oleh Australia sejak Perang Dunia II.
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmi Lantik 31 Duta Besar, Ini Daftarnya
Selain Sadeghi, tiga pejabat Kedutaan Besar Iran lainnya diberi waktu tujuh hari untuk keluar dari Australia.
Pengusiran tersebut diputuskan setelah Perdana Menteri Anthony Albanese menerima laporan dari Badan Intelijen Keamanan Australia (ASIO) mengenai bukti pembayaran kepada kelompok kriminal yang diduga terkait dengan dua serangan, yaitu terhadap sebuah sinagoga dan restoran kosher.
Bukti tersebut, menurut Albanese, menghubungkan pelaku dengan pihak luar negeri serta Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
“Semua tuduhan ini tidak berdasar dan merupakan kebohongan,” kata Sadeghi kepada jaringan televisi lokal Nine dan Seven di Bandara Sydney, Kamis malam.
Baca Juga: Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan 8 Duta Besar Negara Sahabat
Sebelumnya, di Canberra, Sadeghi sempat keluar dari kediamannya untuk berpamitan. “Saya mencintai rakyat Australia, selamat tinggal,” ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah kamera televisi.
Pemerintah Australia juga menyatakan akan menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris, mengikuti langkah Amerika Serikat dan Kanada yang lebih dahulu memasukkan kelompok tersebut ke dalam daftar hitam.