Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LOS ANGELES / WASHINGTON. California mengeluarkan perintah "stay at home" di seluruh negara bagian pada Kamis (19/3/2020). Ini merupakan kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya diterapkan kepada 40 juta penduduknya. Sementara Washington memperingatkan warga Amerika untuk segera kembali ke rumah atau tinggal di luar negeri tanpa batas. Kebiajkan ini diberlakukan karena jumlah kematian akibat virus corona di negara itu mencapai 200.
Melansir Reuters, berdasarkan arahan Gubernur Gavin Newsom, kebijakan ini akan segera berlaku efektif. Hal ini menandai tindakan keras pemerintah dalam krisis kesehatan masyarakat yang memburuk yang disebabkan oleh wabah COVID-19. Dia bahkan memprediksi wabah ini dapat menginfeksi lebih dari setengah negara dalam delapan minggu ke depan.
Newsom mengatakan, perintah untuk tetap tinggal di rumah sangat penting karena hasil studi menunjukkan 56% dari 40 juta orang California akan tertular virus dalam delapan minggu ke depan. Jika itu terjadi, California membutuhkan hampir 20.000 lebih banyak tempat tidur rumah sakit daripada yang disediakan oleh negara.
Baca Juga: Pemain LA Lakers dan Boston Celtics tambah daftar pebasket yang positif virus corona
"Kami yakin orang-orang California akan mematuhinya, mereka akan bertemu saat ini," kata Newsom.
Ketika pihak berwenang meningkatkan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus, Washington mengumumkan pembatasan perjalanan yang melintasi perbatasan AS-Meksiko pada hari Jumat. Menurut dua pejabat yang mengetahui masalah ini, kebijakan tersebut mengikuti langkah yang sama pada hari Rabu yakni menutup perbatasan dengan Kanada.
Baca Juga: Kematian akibat corona bertambah delapan, Washington jadi negara bagian terburuk
Penyakit pernapasan yang menyebar dengan cepat telah menghancurkan sebagian besar pola kehidupan Amerika: menutup sekolah dan bisnis, mendorong jutaan orang untuk bekerja dari rumah, memaksa banyak orang keluar dari pekerjaan dan membatasi perjalanan dengan tajam.
Departemen Luar Negeri AS memberi tahu warga bahwa jika mereka melakukan perjalanan internasional, rencana perjalanan mereka mungkin sangat terganggu, dan mereka mungkin terpaksa tetap berada di luar Amerika Serikat untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Baca Juga: Trump sengaja sebut corona sebagai virus China, WHO mengecam
Paket stimulus
Dengan perekonomian yang kolaps, Senat Republik meluncurkan rencana stimulus ekonomi senilai US$ 1 triliun untuk menyediakan dana langsung ke bisnis dan publik Amerika. Presiden Donald Trump dengan bersemangat menyerukan paket itu.
Baca Juga: Investor miliarder asal AS ini minta Trump lockdown Amerika selama 30 hari
Reuters memberitakan, stimulus itu akan menjadi RUU virus corona darurat ketiga Kongres setelah diluncurkannya rencana US$ 105 miliar plus yang mencakup tes pengujian virus corona gratis, pembayaran cuti sakit dan peningkatan pengeluaran jaring pengaman, serta langkah US$ 8,3 miliar untuk memerangi penyebaran patogen yang sangat menular dan pengembangan vaksin.