Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Tingkat kemiskinan di Argentina menyentuh angka 57,4% pada bulan Januari 2024. Angka itu menjadi yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Data yang dirilis oleh Universitas Katolik Argentina (Catholic University of Argentina) akhir pekan lalu itu juga menunjukkan, sekitar 27 juta orang di Argentina miskin dan 15% dari mereka akan jatuh ke dalam kemiskinan.
Kemiskinan di sini didefinisikan sebagai kondisi ketika masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka secara memadai.
Baca Juga: Reformasi Ekonomi Argentina Dimulai dengan Mendevaluasi Peso
Berdasarkan penelitian, peningkatan tingkat kemiskinan pada bulan Januari 2024 disebabkan oleh devaluasi peso Argentina yang diterapkan oleh Presiden Javier Milei, tak lama setelah menjabat pada 10 Desember 2023.
"Hal ini mengakibatkan peningkatan harga kebutuhan pokok negara, yang meliputi makanan, jasa dan barang non-makanan, serta kebutuhan pokok. Dampak terbesar dialami oleh pekerja atau rumah tangga kelas menengah yang tidak menerima manfaat melalui program sosial," bunyi penelitian tersebut, dikutip AP News.
Milei, tokoh ekonom ultra-liberal, telah menerapkan serangkaian program mengejutkan termasuk pengurangan tajam belanja publik. Dirinya percaya kemiskinan merupakan warisan dari kelas politik yang memerintah Argentina selama 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Krisis Ekonomi Argentina Berdampak Pada Kesehatan Mental Warga
Mantan Wakil Presiden Argentina, Fernández de Kirchner, mengaitkan masalah kemiskinan dengan kebijakan Presiden konservatif Mauricio Macri yang menjabat pada 2015-2019.
Eduardo Donza, peneliti di observatorium utang sosial, mengatakan bahwa inflasi dapat melambat dalam beberapa minggu mendatang namun kenaikan harga akan terus berdampak pada masyarakat Argentina.
Kemungkinan terburuknya adalah kemiskinan akan melanda setidaknya 60% populasi Argentina sekitar bulan Maret.