kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi no-deal Brexit, sejumlah bank segera pindahkan pekerjanya.


Minggu, 01 September 2019 / 19:56 WIB
Antisipasi no-deal Brexit, sejumlah bank segera pindahkan pekerjanya.
ILUSTRASI. JP Morgan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BANK-BANK global mulai mengirimkan pemberitahuan kepada pegawainya untuk hengkang dari Inggris guna mengantisipasi no-deal Brexit. Dari laporan Bloomberg, tiga bank sudah melakukan hal ini: JPMorgan Chase & CO, Nomura Holdings Inc, dan Wells Fargo & Co.

Sumber Bloomberg menyatakan, JPMorgan telah mengirimkan memo kepada para pegawainya di Inggris untuk memeriksa status imigrasi mereka. Ini menyusul jaminan yang diberikan pemerintah kepada lebih dari 3 juta warga Uni Eropa yang menetap di Inggris untuk dapat bekerja dan tinggal pascabrexit.

Sejak Maret JPMorgan diketahui telah mulai menginstruksikan pekerjanya meninggalkan Inggris ke kota-kota lain di Uni Eropa. 300 pekerjanya di London juga diketahui telah menandatangani kontrak yang menyebutkan mereka bakal hengkang dari London.

Baca Juga: Hentikan Brexit, Parlemen Inggris ditantang mengubah undang-undang atau pemerintah

Per Juli 2019, Chief Executive Officer JPMorgan for Europe, the Middle East and Africa Viswas Raghavan menyatakan ribuan pekerjanya sudah berpotensi meninggalkan Inggris.

Sedangkan Nomura dilaporkan telah memindahkan 50 pegawainya di London ke Frankfurt, Jerman dan beberapa tempat lainnya. Dalam beberapa bulan mendatang jumlah pegawai tersebut diperkirakan akan terus meningkat, meskipun belum ada target pasti dari perusahaan terkait jumlah pasti pegawainya yang akan meninggalkan Inggris.

Sementara Wells Fargo diketahui tengah merampungkan rencana pemindahan pekerjanya dari Inggris. Sumber Bloomberg menyebut, perusahaan akan membentuk anak perusahaan di Paris, Prancis guna menampung perpindahan tersebut.

“Migrasi besar-besaran menjadi tak terelakan terjadi pada September atau Oktober. Tak ada cari alternatif lain selain itu,” kata Financial Service Partner Ernst and Young John Liver.

Bank-bank besar di Inggris sejatinya telah mengeluarkan dana hingga jutaan dollar guna mengantisipasi Brexit.

Meski demikian, relasi politik Inggris dan Uni Eropa yang makin memanas, membuat dana yang disiapkan menjadi tak berarti. Termasuk dana yang disiapkan untuk memindahkan para pekerjanya.

Baca Juga: Demi loloskan Brexit, Perdana Menteri Inggris intervensi Ratu Elizabeth II

Perdana Menteri Inggris baru Brosi Johnson minggu ini juga makin buat situasi tak kondusif. Ia menyatakan akan menghadang parlemen Inggris untuk menyuarakan pendapatnya terkait Brexit guna mempercepat proses. Ia sendiri telah menyatakan sikapnya terkait Brexit: do or die.

Di sisi lain regulator juga terus menekan para bank untuk memindahkan pekerjanya dengan layak dan penuh perhitungan. The European Central Bank misalnya menilai para bank di Inggris lelet dan mempersiapkan rencana yang tak matang terkait perpindahan pekerjanya menjelang Brexit, di mana salah satu indikasinya dinilai bank sentral Eropa bahwa bank tersebut tidak menyiapkan personel maupun SDM baru untuk menjaga bisnisnya di luar Inggris.

Meski demikian, para bank membantah hal ini, ketiadaan SDM baru terjadi lantaran perusahaan memang sulit mencari personel yang mengetahui kompleksitas bisnisnya, terutama menghadapi pasar besar macam di London, Inggris.

“Segala upaya telah diupayakan untuk mengantisipasi no-deal Brexit, ini tentu menjadi salah satu yang mesti masuk dalam rencana, namun akan sulit untuk diterapkan,” sambung Liver.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×