Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Kuala Lumpur. Malaysia kemungkinan segera berganti perdana menteri. Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim klaim memiliki dukungan yang lebih besar dari parlemen dibandingkan Perdana Menteri Malaysia saat ini, Muhyiffin Yassin.
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim satu langkah semakin dekat menuju kursi perdana menteri yang telah dinantikannya selama 22 tahun. Anwar menyerahkan klaim dukungan mayoritas parlemen Malaysia kepada Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, Selasa (13/10/2020) pagi.
Pada konferensi pers yang digelar Selasa siang di Hotel Le Meridien, Anwar menyampaikan, dia memiliki dukungan mayoritas yang besar dan meyakinkan. Tanpa menyebut angka spesifik, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengatakan, dia didukung lebih dari 120 parlementarian. Diperlukan minimal 112 kursi dari total 222 Dewan Rakyat (parlemen Malaysia) untuk membentuk pemerintahan baru di "Negeri Jiran”.
Anwar menyerahkan sepenuhnya kepada Raja Malaysia untuk memproses dan memverifikasi dokumen mayoritas yang telah diserahkannya. “Agong akan memanggil pimpinan partai. Kita harus memberikan ruang dan waktu. Yang Mulia dibekali kebijaksanaan dan kita tidak akan memberikan deadline,” tutur Anwar.
Baca juga: Jangan terlewat, lelang rumah sitaan Bank Mandiri harga Rp 175 juta ditutup hari ini
Politisi berusia 73 tahun itu juga meminta Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengundurkan diri karena pemerintahannya jelas telah jatuh. Sultan Abdullah diberitakan mulai memanggil sejumlah pimpinan dan politisi senior partai untuk menghadapnya di Istana Negara.
Salah satu di antaranya adalah politisi senior Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Tengku Razaleigh Hamzah. Politisi kawakan yang akrab dipanggil Ku Li itu dijadwalkan akan beraudiensi dengan Sultan Abdullah siang ini waktu setempat.