Sumber: REUTERS | Editor: Test Test
TOKYO. Aliran dana dari investor ritel ke produk kontrak pengelolaan dana (KPD) melejit 74% menjadi US$ 4,9 miliar pada April 2010 lalu. Investor memburu KPD berbasis obligasi global dengan imbal hasil tinggi.
Dana kelolaan KPD yang mirip dengan reksadana yang dikenal sebagai "toushin" di Jepang itu melonjak menjadi ¥ 452,7 miliar yen (US$ 4,9 miliar). Menurut riset perusahaan manajer investasi yang dilakukan Thomson Reuters, angka tersebut merupakan pertumbuhan bulanan tertinggi sejak September 2006 ketika instrumen investasi itu mencapai ¥ 452,7 miliar.
Jumlah KPD di Jepang naik menjadi 45 produk pada April lalu alias bertambah lima produk dari Maret 2010 ketika aliran dana di bursa merosot untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pertama di 2010. Investor ritel di Jepang yang memiliki aset senilai US$ 15 triliun secara umum lebih berminat mengejar return (keuntungan) dengan berinvestasi di pasar negara-negara berkembang dan instrumen lain yang memberikan imbal hasil tinggi.
KPD bikinan manajer investasi top di Jepang, Nomura Asset Management, yang menginvestasikan dananya di obligasi global dengan imbal hasil tinggi paling banyak menarik minat investor ritel, nilai dana kelolaannya mencapai lebih dari US$ 2 miliar.
Produk ini menarik minat investor karena investor bisa memilih sendiri mata uang yang mereka inginkan, termasuk keranjang investasi di mata uang yang berhubungan, seperti real Brasil dan dollar Australia (Aussie) atau keranjang mata uang Asia, seperti yuan dan rupiah.
Beberapa waktu lalu, Nomura Asset juga meluncurkan KPD yang menginvestasikan dananya di saham-saham yang berhubungan dengan teknologi, dengan dana kelolaan lebih dari ¥ 110 miliar.
Salah satu KPD dari Nissay Asset Management yang merupakan unit investasi Nippon Life Insurance, menanamkan dananya di saham-saham perusahaan transportasi global. Produk ini menarik dana investor lebih dari ¥ 50 miliar.