Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Mekah. Otoritas Arab Saudi sudah membuka secara terbatas kegiatan ziarah umrah. Pelaksanaan ibadah umrah akan dibuka dalam tiga tahap dengan jumlah kapasitas yang terus meningkat dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menteri Haji Saudi Mohammad Benten mengatakan, pada pekan lalu, bahwa kuota 6.000 jemaah per hari akan diizinkan umrah pada tahap pertama. Ada pun syarat lainnya adalah dilakukan "dengan cermat dan dalam jangka waktu tertentu".
Serangkaian tindakan pencegahan telah diadopsi untuk menangkal wabah apa pun, menurut media pemerintah setempat, seperti yang dilansir AFP pada Minggu (4/10/2020). Otoritas Arab Saudi mewajibkan jamaah umrah harus memakai masker saat mengelilingi situs paling suci umat Islam dengan social distancing pada Minggu (4/10/2020).
Batu Hitam yang dihormati di sudut timur Ka'bah, yang menjadi kebiasaan untuk disentuh, tetapi tidak wajib, selama ziarah, selama masa pandemi akan dilarang sama sekali. Masjidil Haram juga akan disterilkan setiap sebelum dan sesudah kelompok jemaah keluar dan masuk.
Baca juga: Inilah 10 aktris Hollywood dengan bayaran tertinggi tahun 2020
Setiap kelompok yang terdiri dari 20 atau 25 peziarah akan didampingi oleh petugas kesehatan, dan tim medis akan turun, jika terjadi keadaan darurat, kata Benten. "Dalam suasana iman dan dengan hati yang yakin...jemaah haji gelombang pertama memulai haji sesuai dengan tindakan pencegahan yang ditetapkan," kata kementerian haji di Twitter.
Pada tahap kedua umrah dimulai 18 Oktober, jumlah kuota jemaah akan ditambah 15.000 per hari. Pengunjung dari luar negeri akan diizinkan pada tahap ketiga mulai 1 November, dengan kapasitas akan dinaikkan sampai 20.000.
Menurut kementerian dalam negeri, ada maksimal kuota 40.000 orang, termasuk jemaah lainnya, akan diizinkan untuk melakukan sholat di masjid pada tahap kedua. Sedangkan, pada tahap ketiga diberikan kuota maksimal 60.000 orang per hari.
Keputusan untuk melanjutkan haji diambil sebagai tanggapan atas "aspirasi umat Islam di dalam dan luar negeri" untuk melakukan ritual dan mengunjungi tempat-tempat suci, kata kementerian itu bulan lalu. Dikatakan umrah akan diizinkan untuk kembali ke kapasitas penuh setelah ancaman pandemi mereda.
Hingga saat itu, kementerian kesehatan akan memeriksa negara-negara, di mana para peziarah diizinkan masuk berdasarkan risiko kesehatan. Arab Saudi menangguhkan umrah pada Maret dan mengurangi ibadah haji tahunan karena khawatir virus corona dapat menyebar ke kota-kota paling suci Islam dan kembali ke negara asal jemaah.
Haji berlangsung pada akhir Juli, dalam skala terkecil dalam sejarah modern, yaitu dengan hanya 10.000 penduduk Muslim di negara itu yang diizinkan, jauh dari 2,5 juta jemaah yang berpartisipasi tahun lalu.
Otoritas kesehatan mengatakan tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan di tempat-tempat suci selama haji, salah satu dari 5 rukun Islam dan suatu keharusan bagi Muslim yang sehat setidaknya sekali seumur hidup mereka.
Baca juga: Inilah pasukan asing yang diduga terlibat perang Armenia vs Azerbaijan di Karabakh
Umrah adalah tantangan logistik yang sangat besar, jika berdasarkan kebiasaan dengan kerumunan besar-besaran berdesakan di situs suci yang relatif kecil, membuat mereka rentan terhadap penularan virus corona.
Pengawasan Arab Saudi atas Mekah dan Madinah, dua situs paling suci Islam, dipandang sebagai sumber legitimasi politik paling kuat. Situs-situs suci itu juga merupakan penghasil pendapatan utama bagi kerajaan, yang ekonominya telah terpukul parah oleh jatuhnya permintaan global terhadap minyak akibat virus corona.
Sementara itu, Arab Saudi telah memiliki lebih dari 335.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 4.850 orang meninggal karenanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Otoritas Arab Saudi sudah Buka secara Terbatas Kegiatan Umrah dalam 3 Tahap",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca