Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Keputusan untuk melanjutkan haji diambil sebagai tanggapan atas "aspirasi umat Islam di dalam dan luar negeri" untuk melakukan ritual dan mengunjungi tempat-tempat suci, kata kementerian itu bulan lalu. Dikatakan umrah akan diizinkan untuk kembali ke kapasitas penuh setelah ancaman pandemi mereda.
Hingga saat itu, kementerian kesehatan akan memeriksa negara-negara, di mana para peziarah diizinkan masuk berdasarkan risiko kesehatan. Arab Saudi menangguhkan umrah pada Maret dan mengurangi ibadah haji tahunan karena khawatir virus corona dapat menyebar ke kota-kota paling suci Islam dan kembali ke negara asal jemaah.
Haji berlangsung pada akhir Juli, dalam skala terkecil dalam sejarah modern, yaitu dengan hanya 10.000 penduduk Muslim di negara itu yang diizinkan, jauh dari 2,5 juta jemaah yang berpartisipasi tahun lalu.
Otoritas kesehatan mengatakan tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan di tempat-tempat suci selama haji, salah satu dari 5 rukun Islam dan suatu keharusan bagi Muslim yang sehat setidaknya sekali seumur hidup mereka.
Baca juga: Inilah pasukan asing yang diduga terlibat perang Armenia vs Azerbaijan di Karabakh
Umrah adalah tantangan logistik yang sangat besar, jika berdasarkan kebiasaan dengan kerumunan besar-besaran berdesakan di situs suci yang relatif kecil, membuat mereka rentan terhadap penularan virus corona.
Pengawasan Arab Saudi atas Mekah dan Madinah, dua situs paling suci Islam, dipandang sebagai sumber legitimasi politik paling kuat. Situs-situs suci itu juga merupakan penghasil pendapatan utama bagi kerajaan, yang ekonominya telah terpukul parah oleh jatuhnya permintaan global terhadap minyak akibat virus corona.
Sementara itu, Arab Saudi telah memiliki lebih dari 335.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 4.850 orang meninggal karenanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Otoritas Arab Saudi sudah Buka secara Terbatas Kegiatan Umrah dalam 3 Tahap",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca