Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi meningkatkan perkiraan pendapatannya untuk tahun depan, dengan harga minyak yang lebih tinggi dan volume produksi siap memberikan surplus pertama sejak 2013.
Mengutip Bloomberg Senin, (13/12), pendapatan tahun depan bisa mencapai lebih dari 1 triliun riyal atau US$ 267 miliar, naik dari 903 miliar riyal dalam perkiraan yang diterbitkan pada bulan September.
Kerajaan berharap untuk mencatat surplus 90 miliar riyal tahun depan, lebih cepat dari rencana untuk menyeimbangkan anggaran pada tahun 2023.
Dibantu oleh melonjaknya pendapatan minyak, pengeluaran dan pajak yang lebih tinggi, eksportir minyak mentah terbesar di dunia berusaha untuk membangun kembali. Keuangannya yang memar akibat dampak pandemi virus corona.
Baca Juga: PPIU: Rencana keberangkatan jemaah umrah masih dibahas dengan Kementerian Agama
“Ketika kami memiliki surplus di setiap tahun sekarang ada aturan bagaimana kami menggunakannya, kami tidak akan menggunakannya dalam anggaran seperti dulu,” kata Menteri Keuangan Mohammed Al-Jadaan.
Al-Jadaan mengatakan kelebihan pendapatan yang akan digunakan sebagai penyangga untuk masa depan dan pertama-tama yang ditransfer ke pemerintah yang dipegang oleh bank sentral, dan kemudian dialokasikan ke Dana Pembangunan Nasional atau Dana Investasi.
Namun, dengan menetapkan batas atas pengeluaran yang tidak terkait dengan pendapatan minyak, Kementerian Keuangan berharap dapat terjadi siklus boom-dan-bust yang mencirikan ekonominya di masa lalu pemerintah akan mengeluarkan uang secara dramatis ketika harga minyak mentah tinggi, dan ketika harga parah saat mereka jatuh.
“Kami benar-benar ingin memastikan bahwa kami benar-benar memisahkan kontes kami dari volatilitas pasar karena itu sangat penting bagi ekonomi kami dan masyarakat Arab Saudi," katanya.
Baca Juga: Komoditas minyak punya prospek cerah, simak rekomendasi saham emiten perminyakan