kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi-Rusia sepakat pangkas produksi minyak besar-besaran, ini penjelasannya


Jumat, 10 April 2020 / 06:07 WIB
Arab Saudi-Rusia sepakat pangkas produksi minyak besar-besaran, ini penjelasannya
ILUSTRASI. Logo OPEC. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - DUBAI. OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sepakat pada hari Kamis (9/4/2020) untuk memangkas produksi minyak mereka lebih dari seperlimanya. Mereka mengharapkan, Amerika Serikat dan produsen minyak lainnya bisa bergabung dalam upaya menopang harga minyak yang tengah tertekan oleh krisis virus corona.

Mengutip Reuters, pemotongan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+), mencapai 10 juta barel per hari (bph) atau 10% dari pasokan global. Sekitar 5 juta barel per hari lainnya diperkirakan akan dilakukan oleh negara lain untuk membantu menangani krisis minyak terdalam dalam beberapa dekade.

Asal tahu saja, permintaan bahan bakar global telah merosot sekitar 30 juta barel per hari, atau 30% dari pasokan global. Penyebabnya, langkah-langkah untuk memerangi virus ini telah menyebabkan pesawat dikandangkan, adanya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, serta mengekang kegiatan ekonomi.

Baca Juga: Harga minyak naik ditopang optimisme pemangkasan pasokan pada pertemuan OPEC +

Pemotongan 15 juta barel per hari yang belum pernah terjadi sebelumnya tidak akan cukup untuk menghilangkan minyak mentah dan menghentikan pengisian fasilitas penyimpanan dunia yang naik dengan cepat. Keputusan ini juga jauh dari tanda-tanda siap untuk menawarkan dukungan. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengancam OPEC jika tidak memperbaiki masalah kelebihan pasokan pasar minyak.

Trump memperingatkan Riyadh bahwa mereka akan menghadapi sanksi dan tarif atas minyaknya jika tidak cukup memangkas produksi untuk membantu industri minyak AS. Industri minyak AS memiliki biaya produksi lebih tinggi, sehingga membuat mereka kesulitan saat harga minyak terlalu rendah.

Seorang pembantu Gedung Putih mengatakan, Trump mengadakan panggilan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Salman dari Arab Saudi, setelah seorang pejabat AS mengatakan langkah OPEC + bisa mengirimkan "sinyal penting" ke pasar.

Baca Juga: Arah harga minyak menunggu hasil pertemuan OPEC+ esok

Baik pejabat OPEC dan Rusia telah mengatakan, skala krisis membutuhkan keterlibatan semua produsen.

"Kami mengharapkan produsen lain di luar kelompok OPEC + untuk bergabung dengan langkah-langkah ini, yang mungkin terjadi besok (Jumat) saat konferensi G20," kepala dana kekayaan Rusia dan salah satu negosiator minyak top Moskow, Kirill Dmitriev, mengatakan kepada Reuters.

Pembicaraan OPEC + hari Kamis akan diikuti oleh seruan pada hari Jumat antara menteri energi dari ekonomi utama Kelompok 20 (G20), yang diselenggarakan oleh Arab Saudi. OPEC dan sumber-sumber Rusia mengatakan, mereka mengharapkan produsen lain untuk menambah  pengurangan produksi minyak mereka sekitar 5 juta barel per hari.

Harga minyak Brent, yang mencapai level terendah 18 tahun bulan lalu, diperdagangkan sekitar US$ 32 per barel pada Kamis, separuh dari harga minyak Brent pada akhir 2019.

Baca Juga: Pertemuan OPEC+ menentukan kurs rupiah pada Kamis (9/4)

Dokumen OPEC + menunjukkan, OPEC, Rusia dan lainnya akan memangkas produksi minyak sebesar 10 juta barel per hari mulai Mei hingga Juni.

Semua anggota akan mengurangi output mereka masing-masing sebesar 23%, dengan Arab Saudi dan Rusia masing-masing memotong 2,5 juta barel per hari dan Irak memotong lebih dari 1 juta barel per hari.

Dokumen yang sama juga menunjukkan, OPEC + kemudian akan mengurangi pemangkasan produksi minyak menjadi 8 juta barel per hari dari Juli hingga Desember dan memangkas 6 juta barel per hari dari Januari 2021 hingga April 2022.

Baca Juga: OPEC+ hampir sepakat pangkas produksi, harga minyak mentah melejit di atas 2,5%

Sebelum perundingan, Moskow dan Riyadh berselisih mengenai tingkat produksi apa yang akan digunakan untuk menghitung pengurangan, setelah Arab Saudi menaikkan pasokannya pada April ke rekor 12,3 juta barel per hari, naik dari di bawah 10 juta barel per hari di bulan Maret. Output Rusia, sementara itu, telah berjalan sekitar 11,3 juta barel per hari.

Jika Arab Saudi gagal mengendalikan output, senator AS meminta Gedung Putih untuk menjatuhkan sanksi pada Riyadh, menarik pasukan AS dari kerajaan dan mengenakan tarif impor pada minyak Saudi.




TERBARU

[X]
×