kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi-Rusia sepakat pangkas produksi minyak besar-besaran, ini penjelasannya


Jumat, 10 April 2020 / 06:07 WIB
Arab Saudi-Rusia sepakat pangkas produksi minyak besar-besaran, ini penjelasannya
ILUSTRASI. Logo OPEC. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - DUBAI. OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sepakat pada hari Kamis (9/4/2020) untuk memangkas produksi minyak mereka lebih dari seperlimanya. Mereka mengharapkan, Amerika Serikat dan produsen minyak lainnya bisa bergabung dalam upaya menopang harga minyak yang tengah tertekan oleh krisis virus corona.

Mengutip Reuters, pemotongan produksi minyak oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+), mencapai 10 juta barel per hari (bph) atau 10% dari pasokan global. Sekitar 5 juta barel per hari lainnya diperkirakan akan dilakukan oleh negara lain untuk membantu menangani krisis minyak terdalam dalam beberapa dekade.

Asal tahu saja, permintaan bahan bakar global telah merosot sekitar 30 juta barel per hari, atau 30% dari pasokan global. Penyebabnya, langkah-langkah untuk memerangi virus ini telah menyebabkan pesawat dikandangkan, adanya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, serta mengekang kegiatan ekonomi.

Baca Juga: Harga minyak naik ditopang optimisme pemangkasan pasokan pada pertemuan OPEC +

Pemotongan 15 juta barel per hari yang belum pernah terjadi sebelumnya tidak akan cukup untuk menghilangkan minyak mentah dan menghentikan pengisian fasilitas penyimpanan dunia yang naik dengan cepat. Keputusan ini juga jauh dari tanda-tanda siap untuk menawarkan dukungan. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengancam OPEC jika tidak memperbaiki masalah kelebihan pasokan pasar minyak.

Trump memperingatkan Riyadh bahwa mereka akan menghadapi sanksi dan tarif atas minyaknya jika tidak cukup memangkas produksi untuk membantu industri minyak AS. Industri minyak AS memiliki biaya produksi lebih tinggi, sehingga membuat mereka kesulitan saat harga minyak terlalu rendah.

Seorang pembantu Gedung Putih mengatakan, Trump mengadakan panggilan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Salman dari Arab Saudi, setelah seorang pejabat AS mengatakan langkah OPEC + bisa mengirimkan "sinyal penting" ke pasar.

Baca Juga: Arah harga minyak menunggu hasil pertemuan OPEC+ esok

Baik pejabat OPEC dan Rusia telah mengatakan, skala krisis membutuhkan keterlibatan semua produsen.

"Kami mengharapkan produsen lain di luar kelompok OPEC + untuk bergabung dengan langkah-langkah ini, yang mungkin terjadi besok (Jumat) saat konferensi G20," kepala dana kekayaan Rusia dan salah satu negosiator minyak top Moskow, Kirill Dmitriev, mengatakan kepada Reuters.




TERBARU

[X]
×