kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Arab Saudi Tolak Hubungan Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Diakui


Sabtu, 10 Februari 2024 / 07:00 WIB
Arab Saudi Tolak Hubungan Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Diakui
ILUSTRASI. Bendera Saudi berkibar di atas konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki 20 Oktober 2018.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Arab Saudi menegaskan sikapnya untuk tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sebelum kemerdekaan negara Palestina diakui.

Ketegasan tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (7/2), sekaligus menyangkal klaim pejabat AS yang menyebut Saudi bersedia melakukan normalisasi.

Sebelumnya, Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, saat menerima kunjungan juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, di Riyadh hari Senin (5/2).

Baca Juga: Israel bangun permukiman baru di Yerusalem Timur, Arab Saudi mengecam keras

Sepulangnya dari Riyadh, Kirby mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mendapat tanggapan positif bahwa Arab Saudi dan Israel bersedia untuk terus melakukan diskusi normalisasi.

Kabar mengenai adanya normalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel mulai beredar sejak tahun 2020.

Saat itu, Saudi memberikan persetujuan diam-diam kepada negara tetangganya, Uni Emirat Arab dan Bahrain, untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: AS: Akan ada banyak negara Arab yang menandatangani kesepakatan damai dengan Israel

Pada Oktober 2023, Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi menunda rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, suatu langkah yang sangat didukung oleh AS.

Tertundanya normalisasi itu diduga terkait dengan serangan brutal militer Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 27.000 penduduk Palestina, sebagian besar di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.

Saat ini Qatar dan Mesir, yang merupakan mediator, sedang berusaha menyusun aturan gencatan senjata sementara. Israel berharap semua sandera bisa dibebaskan, namun tidak ingin perang berakhir sebelum Hamas dimusnahkan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×