Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - OKINAWA. Komandan senior Angkatan Laut AS menyambut baik keputusan Jepang dan Australia yang memperketat kerja sama militer. Keputusan ini dinilai akan menguntungkan AS di wilayah yang saat ini coba didominasi oleh China.
Wakil Laksamana William Merz, komandan Armada Ketujuh Angkatan Laut AS yang berkantor di Jepang, mengatakan bahwa pakta militer Jepang-Australia akan sangat membantu AS dalam meraih kepentingan nasional mereka.
"Kesepakatan semacam itu sangat membantu dan mendorong semua pihak di wilayah ini (Indo-Pasifik). Kami sangat mendukung perjanjian itu dan kami berharap dapat berlatih bersama dengan mereka," ungkap Merz, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Rusia siapkan peluncur roket baru jenis Tornado-S, seperti apa kemampuannya?
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada hari Selasa (17/11) menyetujui prinsip Perjanjian Akses Timbal Balik (RAA) yang akan lebih dekat.
Melalui kesepakatan ini, sekutu AS akan menyelaraskan kerangka hukum yang memungkinkan pasukan satu sama lain untuk berkunjung untuk pelatihan dan melakukan operasi militer bersama.
Perjanjian antara kedua negara sekutu AS tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Jepang dengan negara lain selain AS sejak tahun 1960. Saat ini Jepang dan Australia juga sedang berhubungan dekat dengan India, dan AS, melalui 'Quad', yang berfokus mengawasi segala aktivitas di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.
Baca Juga: Pesawat bomber AS terdeteksi masuk wilayah China di tengah latihan militer PLA
Merz, yang sedang melakukan pertemuan dengan Letnan Jenderal H. Stacy Clardy, komandan pasukan Ekspedisi Marinir III di Okinawa, mengatakan kerja sama yang lebih besar di kawasan itu tidak ditujukan untuk China. "Tidak ada upaya untuk menahan China atau siapa pun, kami mencoba menciptakan lingkungan inklusi," ungkapnya.
China sendiri memandang inisiasi pembentukan Quad sebagai mini-NATO yang sengaja bergerak di sekitar wilayah mereka.
China juga mengecam pakta militer Jepang-Australia yang baru diresmikan Selasa lalu, mengatakan bahwa AS sedang berusaha menggunakan dua 'jangkar' di kawasan Asia Pasifik untuk mendorong pembangunan NATO versi Asia.