Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pihaknya akan memperkuat upayanya untuk menormalkan hubungan diplomatik dua sekutu utama mereka di Timur Tengah, Israel dan Arab Saudi.
Blinken menegaskan bahwa normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi bisa melahirkan kawasan Timur Tengah yang terintegrasi adalah langkah yang tepat.
"Kami membahasnya di sini, dan kami akan terus mengerjakannya, untuk memajukannya, di hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang. Itu adalah prioritas AS," kata Blinken, dikutip Reuters.
Blinken berada di Riyadh sebagai bagian dari dorongan AS untuk meredakan pertikaian yang ikut menyinggung harga minyak, hak asasi manusia, dan keterbukaan Riyadh terhadap Iran.
Baca Juga: Warga Palestina Menilai Rusia dan China Layak Menengahi Konflik dengan Israel
Sebelum ini Arab Saudi telah menolak tekanan berat AS untuk mengakhiri sikapnya yang tidak mengakui Israel, sama seperti para tetangganya, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Namun, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan setuju bahwa normalisasi akan membawa manfaat. Di saat yang sama Pangeran Faisal juga menyadari akan ada batasan hubungan jika nantinya jalan menuju solusi dua negara antara Israel dan Palestina belum juga ditemukan.
Beberapa sumber mengatakan bahwa Arab Saudi mengharapkan dukungan AS pada program nuklir sipilnya dengan imbalan normalisasi dengan Israel.
Wall Street Journal pada bulan Maret melaporkan bahwa bantuan nuklir, serta jaminan keamanan, termasuk di antara konsesi yang diminta oleh Riyadh.
Baca Juga: Dianggap Ilegal, Israel Musnahkan Sekolah Palestina di Tepi Barat
Blinken adalah pejabat tinggi AS kedua yang mengunjungi Arab Saudi dalam waktu kurang dari sebulan, menyusul perjalanan 7 Mei oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Blinken dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS) melakukan pembicaraan terbuka selama satu jam 40 menit yang mencakup topik termasuk konflik di negara tetangga.
Hubungan AS-Saudi telah memburuk sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 yang merupakan warga AS di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
Hubungan semakin memburuk setelah pemerintahan Biden menjabat pada awal 2021 dan merilis penilaian intelijen AS bahwa MBS menyetujui pembunuhan Khashoggi.