CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

AS tuduh China gunakan isu virus corona untuk tutupi aktivitas di Laut China Selatan


Selasa, 07 April 2020 / 15:20 WIB
AS tuduh China gunakan isu virus corona untuk tutupi aktivitas di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Militer China. AS tuduh China gunakan isu virus corona untuk tutupi aktivitas di Laut China Selatan. Sumber foto : s3-us-west-2.amazonaws.com


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Amerika Serikat menuduh China menggunakan isu pandemi global virus corona untuk memperluas klaim negara tersebut di Laut China Selatan.

Dalam pernyataan tegas, Departemen Luar Negeri AS memberikan pandangan Washington tentang tabrakan kapal penjaga pantai China dan kapal penangkap ikan Vietnam di dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan pada pekan lalu.

Baca Juga: China melaporkan penurunan kasus corona, lockdown di Wuhan akan berakhir

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan negaranya sangat prihatin oleh laporan-laporan mengenai insiden tersebut, di mana delapan kru Vietnam terjatuh ke laut saat kapal mereka tenggelam. 

Semua awak kapal tersebut kemudian diselamatkan oleh kapal Tiongkok dan diserahkan kepada pihak berwenang Vietnam.

"Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan RRC untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," kata Ortagus dilansir South China Morning Post.

Dia menyerukan Beijing untuk tetap fokus mendukung upaya internasional untuk memerangi pandemi global, dan berhenti mengeksploitasi gangguan atau kerentanan negara lain untuk memperluas klaimnya yang melanggar hukum di Laut China Selatan. 

Baca Juga: Mulai tengah malam nanti, darurat nasional virus corona di Jepang efektif

Pernyataan itu juga menunjukkan bahwa, sejak dimulainya wabah virus corona, Beijing telah mengumumkan stasiun penelitian baru di pangkalan militernya di Fiery Cross Reef dan Subi Reef, dan mendaratkan pesawat militer khusus di Fiery Cross Reef.

China mengendalikan kedua pulau terumbu karang ini dan menamai kedua pulai itu Yongshu dan Zhubi. tetapi negara-negara Asia Tenggara lainnya juga mengklaim kepemilikan pulau tersebut.

Vietnam saat ini adalah penuntut paling vokal terhadap perairan yang berpotensi kaya energi dan telah ada insiden sebelumnya di perairan yang disengketakan antara kapal Tiongkok dan Vietnam.

Menyusul pertemuan terakhir, di mana kedua belah pihak mengklaim kapal mereka telah ditabrak oleh yang lain, Perdana Menteri China Li Keqiang berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan meminta kerjasama bilateral untuk mengekang pandemi virus corona.

Baca Juga: Hingga detik ini, Turkmenistan klaim tak miliki satu pun kasus Covid-19

Segera setelah insiden terakhir, sebuah lembaga think tank yang berafiliasi dengan Universitas Peking merilis sebuah laporan pada hari Jumat yang mengklaim bahwa hampir 600 kapal nelayan Vietnam telah memasuki perairan Tiongkok pada bulan Maret, termasuk 40 kapal yang telah berlayar ke perairan teritorial Tiongkok yang tidak terbantahkan.

Zhang Jie, pengamat Laut China Selatan dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan jumlah kapal penangkap ikan China telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, yang bisa menjadi salah satu alasan mengapa jumlah kapal penangkap ikan Vietnam meningkat.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×