Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TURMENISTAN. Ketika zona merah pandemi virus corona (Covid-19) terus menyebar ke seluruh dunia, beberapa negara masih belum mendaftarkan satu pun kasus infeksi. Salah satunya adalah negara yang paling represif di dunia, Turkmenistan. Banyak pakar khawatir, pemerintah Turkmenistan mungkin menyembunyikan kebenaran, yang dapat mengganggu upaya mengakhiri pandemi dunia.
Melansir BBC, saat dunia berjibaku memerangi virus corona dan semakin banyak negara memberlakukan kebijakan lockdown, Turkmenistan mengadakan rapat umum bersepeda massal untuk memperingati Hari Kesehatan Dunia pada hari Selasa.
Negara Asia Tengah ini mengklaim masih memiliki nol kasus virus corona. Tetapi bisakah kita mempercayai angka-angka yang diberikan oleh pemerintah yang terkenal dengan sensornya tersebut?
Baca Juga: Jumlah kasus virus corona impor di China dalam 24 jam mulai turun
"Statistik kesehatan resmi dari Turkmenistan terkenal tidak dapat diandalkan," kata Profesor Martin McKee dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, yang telah mempelajari sistem perawatan kesehatan Turkmenistan kepada BBC.
Dia menambahkan, "Selama beberapa dekade terakhir, mereka mengklaim tidak memiliki orang yang hidup dengan HIV / AIDS, ini juga sebuah angka yang tidak masuk akal. Kami juga tahu bahwa, pada tahun 2000-an, mereka menekan bukti serangkaian pademi, termasuk epidemi."
Banyak orang di Turkmenistan bahkan takut mengungkapkan bahwa Covid-19 mungkin sudah ada di negara tersebut.
Baca Juga: Prancis mencatat jumlah kematian corona harian tertinggi mencapai 833 kasus
"Kenalan saya yang bekerja di sebuah agen negara mengatakan bahwa dia seharusnya tidak mengatakan virus sudah ada di sini atau bahwa saya mendengarnya, kalau tidak saya akan mendapat masalah," kata seorang warga ibukota Ashgabat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.