Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, otoritas Turkmenistan sedang berupaya mengatasi kemungkinan adanya wabah.
Bersama-sama dengan badan-badan PBB di negara itu, mereka mendiskusikan rencana aksi.
Koordinator Residen PBB, Elena Panova, mengatakan kepada BBC bahwa rencana ini mencakup koordinasi tingkat negara, komunikasi risiko, investigasi kasus, diagnostik laboratorium, dan langkah-langkah lainnya.
Saat BBC bertanya apakah PBB memercayai angka resmi yang menunjukkan Turkmenistan tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, Panova menghindari memberikan jawaban langsung.
Baca Juga: Jika Boris Johnson tidak mampu menjalankan tugasnya, Inggris tak punya Plan B
"Kami mengandalkan informasi resmi karena inilah yang dilakukan semua negara," katanya. "Tidak ada masalah kepercayaan karena itu cara kerjanya."
Panova mengatakan langkah-langkah awal untuk membatasi perjalanan mungkin berkontribusi pada kurangnya kasus yang dikonfirmasi.
Turkmenistan memang menutup sebagian besar penyeberangan perbatasan darat lebih dari sebulan lalu.
Mereka juga membatalkan penerbangan ke China dan beberapa negara lain pada awal Februari dan mulai mengalihkan semua penerbangan internasional dari ibukota ke Turkmenabat di timur laut, tempat zona karantina dibuat.
Baca Juga: Paus Fransiskus galang dana virus corona untuk bantu negara berkembang
Namun, menurut beberapa penduduk, beberapa orang dapat menyuap keluar dari zona dan menghindari dua minggu isolasi di tenda.
Panova mengatakan semua orang yang tiba di negara itu dan mereka yang menunjukkan gejala sedang diuji untuk Covid-19. Namun, dia tidak bisa memberikan angka pasti berapa banyak tes yang dilakukan sehari dan berapa banyak test kit yang dimiliki Turkmenistan secara keseluruhan.