kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

ASEAN Godok Perjanjian Ekonomi Digital Bebas, Dongkrak PDB ASEAN US$ 1.000 T di 2030


Kamis, 09 Maret 2023 / 10:29 WIB
ASEAN Godok Perjanjian Ekonomi Digital Bebas, Dongkrak PDB ASEAN US$ 1.000 T di 2030
ILUSTRASI. ASEAN tengah melakukan negosiasi untuk pengembanganASEAN Digital Economy Free Agreement. REUTERS/Lim Huey Teng/File Foto


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perkembangan teknologi makin masif. Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan, perkembangan teknologi mampu menambah produk domestik bruto (PDB) ASEAN. 

Kao menambahkan, saat ini ASEAN tengah melakukan negosiasi untuk pengembangan perjanjian ekonomi digital bebas (ASEAN Digital Economy Free Agreement). 

Kao yakin, perjanjian ini bisa meningkatkan PDB ASEAN sekitar US$ 1.000 triliun hingga 2030 dan bisa menekan biaya transaksi. 

"Tahun ini kami sedang negosiasi untuk mengembangkan perjanjian ini. Kami yakin bisa menaikkan PDB sekitar US$ 1.000 triliun hingga 2030," tutur Kao dalam CGS China-ASEAN Business Leaders Summit, Rabu (8/3) di Singapura. 

Baca Juga: ASEAN Optimistis Aktivitas Perdagangan dengan China Kian Meningkat Pasca Covid-19

Ia juga yakin, dengan perkembangan perjanjian mengenai digitalisasi ini akan meningkatkan produktivitas dan transaksi di kawasan ASEAN. 

Sebenarnya, ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam High Level Seminar ASEAN. 

Pada awal pekan ini, Perry mengatakan salah satu pembahasan yang tengah dibahas pejabat ASEAN di jalur keuangan adalah digitalisasi. 

Perry bilang, pengembangan teknologi digital tidak hanya suport pemulihan ekonomi, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan. 

"Ini lewat pengembangan QR fast payment, dan bahkan kami juga akan mendorong pengembangan UMKM karena ini sangat penting," tegas Perry kala itu. 

Sejauh ini, Perry mengungkapkan anggota ASEAN-5 sudah melakukan konektivitas sistem pembayaran. 

Baca Juga: China's Jan-Feb Coal Imports Jump 71% in Stock-Building Push

Tak akan berhenti di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam, Perry mengatakan akan membawa semua anggota ASEAN untuk saling terhubung. 

Sejalan dengan ini, negara-negara di kawasan ASEAN juga tengah membangun mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC). 



TERBARU

[X]
×