Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Kamis (16/10/2025), didorong oleh lonjakan permintaan terhadap aset aman di tengah meningkatnya ketegangan dagang AS–China dan berlarutnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown).
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve turut memperkuat dorongan beli logam mulia tersebut.
Baca Juga: Harga Emas Antam Cetak Rekor, Catat Cara Menabung Emas di Pegadaian
Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,6% menjadi US$4.233,39 per ons troi pada pukul 08.10 GMT, setelah sempat menyentuh rekor baru di US$4.241,77. Emas telah menguat selama lima sesi berturut-turut.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember naik 1,1% menjadi US$4.247,10 per ons troi.
Secara keseluruhan, harga emas telah melonjak 61% sejak awal tahun, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terbaik di 2025.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Cetak Rekor di Tengah Memanasnya Ketegangan AS-China
Ketegangan Dagang dan Krisis Politik Dorong Permintaan
Fokus investor pekan ini tertuju pada memanasnya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Pejabat AS pada Rabu (15/10/2025) mengecam langkah China yang memperluas kontrol ekspor rare earth (logam tanah jarang), yang dinilai dapat mengancam rantai pasok global.
“Ketegangan dagang yang kembali memanas menambah ketidakpastian di rantai pasok global, mendorong investor untuk beralih ke emas,” ujar Nitesh Shah, analis komoditas di WisdomTree.
Ia menambahkan, reli emas juga mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kredibilitas kebijakan AS.
Shah memperkirakan harga emas akan tetap bertahan di atas level psikologis US$4.200 per ons dalam waktu dekat.
Baca Juga: Emas Kembali Pecahkan Rekor Baru pada Rabu (16/10) ke Atas US$ 4.253 per ons troi
Faktor Pendorong: The Fed, Bank Sentral, dan Dolar Lemah
Reli harga emas saat ini ditopang oleh kombinasi berbagai faktor: ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketidakpastian politik dan ekonomi global, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, masuknya dana ke ETF berbasis emas, serta pelemahan dolar AS.
Sementara itu, penutupan pemerintahan AS yang telah berlangsung dua pekan diperkirakan menimbulkan kerugian hingga US$15 miliar per minggu bagi perekonomian, menurut pejabat Departemen Keuangan AS.
Di sisi kebijakan moneter, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober dan Desember, dengan probabilitas masing-masing 98% dan 95%.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) umumnya diuntungkan oleh lingkungan suku bunga rendah.
“Untuk mencapai US$5.000 pada 2026, pasar perlu melihat permintaan fisik yang stabil dan peningkatan signifikan dalam alokasi investasi ke emas,” ujar Aakash Doshi, Kepala Strategi Logam Mulia di State Street Investment Management.
Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Baru Kamis (16/10) Pagi, Tembus Level US$4.224,79
Logam Mulia Lain Mengikuti Arah Emas
Harga perak spot turun 0,6% ke US$52,77 per ons troi setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$53,60 pada Selasa (14/10), mengikuti reli emas dan ditopang oleh kondisi pasar fisik yang ketat.
Sementara itu, harga platinum turun tipis 0,4% menjadi US$1.653,93 per ons troi, sedangkan palladium naik 0,3% ke US$1.540,21 per ons troi.