kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Asia menghadapi resesi pertama dalam 60 tahun!


Rabu, 16 September 2020 / 09:56 WIB
Asia menghadapi resesi pertama dalam 60 tahun!
ILUSTRASI. Ilustrasi perekonomian India. REUTERS/Danish Siddiqui


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan, pandemi Covid-19 telah menjerumuskan ekonomi berkembang di kawasan Asia ke dalam resesi.

Melansir BBC, ini merupakan pertama kalinya dalam enam dekade "Asia berkembang" -sebutan yang mencakup 45 negara- mengalami kemerosotan regional.

Prediksi ADB, ekonomi negara berkembang Asia akan menyusut 0,7% pada 2020. Akan tetapi, kawasan regional diperkirakan akan pulih dengan kuat pada 2021, dengan mencatatkan pertumbuhan 6,8% tahun depan.

Pembaruan Prospek Pembangunan Asia yang dirilis ADB menunjukkan, sekitar tiga perempat dari ekonomi kawasan diperkirakan merosot tahun ini.

Baca Juga: Dampak corona, 160 juta orang di Asia akan memasuki jurang kemiskinan

Ini merevisi proyeksi sebelumnya dari pertumbuhan 0,1% dalam produk domestik bruto (PDB) kawasan itu untuk tahun 2020.

"Sebagian besar ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik dapat memperkirakan jalur pertumbuhan yang sulit untuk sisa tahun 2020," kata kepala ekonom ADB Yasuyuki Sawada dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip BBC.

Baca Juga: Pandemi corona bakal memangkas pengiriman uang global hingga US$ 100 miliar

Penilaian ADB ini sejalan dengan prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) pada awal tahun ini.

Asia Selatan kemungkinan akan terkena dampak paling parah, sementara ekonomi China diramal melawan tren.

Ekonomi India diperkirakan akan berkontraksi 9% tahun ini, sementara pertumbuhan China diperkirakan 1,8%.

ADB memprediksi, Asia Tenggara akan melihat penurunan ekonomi sebesar 3,8%.

Ekonomi pulau yang bergantung pada pariwisata, khususnya, telah mengalami kontraksi ekonomi yang memilukan.

Baca Juga: Konversi Utang dari Dollar AS ke Euro dan Yen, Ini Penghematan Beban Utang Pemerintah

Ekonomi Fiji diperkirakan akan menyusut sebesar 19,5%, sementara Maladewa kemungkinan akan mengalami kontraksi 20,5%.

Kabar baiknya, wilayah tersebut diperkirakan akan pulih tahun depan, dengan pertumbuhan 6,8%.

Ekonomi China diperkirakan akan pulih 7,7% pada 2021, sementara India juga akan bangkit kembali dengan pertumbuhan 8% tahun depan, kata ADB.

Baca Juga: Chatib Basri ramal defisit fiskal bisa membengkak hingga 8% dari PDB

Tetapi bank memperingatkan bahwa pemulihan dapat digagalkan oleh pandemi yang berkepanjangan dan tindakan penutupan yang lebih keras.

"Ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tetap kuat, karena gelombang pertama yang berkepanjangan atau wabah yang berulang dapat mendorong tindakan penanggulangan lebih lanjut," kata Sawada.
 

Selanjutnya: Ekonom Core memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kisaran 5%-6,5% tahun depan



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×