CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.864   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.154   -60,74   -0,84%
  • KOMPAS100 1.093   -9,20   -0,83%
  • LQ45 871   -4,59   -0,52%
  • ISSI 216   -2,25   -1,03%
  • IDX30 446   -2,02   -0,45%
  • IDXHIDIV20 540   -0,02   0,00%
  • IDX80 125   -1,09   -0,86%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,27   -0,18%

Pandemi corona bakal memangkas pengiriman uang global hingga US$ 100 miliar


Senin, 03 Agustus 2020 / 11:34 WIB
Pandemi corona bakal memangkas pengiriman uang global hingga US$ 100 miliar
ILUSTRASI. Seorang warga mengenakan masker usai melakukan transaksi di gerai money changer di Tangerang Selatan, Jumat (17/4/2020).?Rupiah hari ini menunjukkan keperkasaannya. Melansir Bloomberg, pada hari ini rupiah ditutup menguat 1,12% ke Rp 15.465 per dolar AS.


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - MANILA. Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksi pengiriman uang alias bisnis remitansi di seluruh dunia dapat turun US$ 108,6 miliar pada tahun ini. Penyebabnya karena hilangnya pekerjaan yang meningkat dan pengusaha memangkas gaji di tengah pandemi Covid-19 yang telah menghancurkan ekonomi dunia.

Uang yang dikirim ke Asia, tempat sekitar sepertiga dari pekerja migran di seluruh dunia berasal, bisa turun $ 54,3 miliar, atau sekitar seperlima dari total pengiriman uang. Pengiriman uang ke Asia dan Pasifik, yang berjumlah $ 315 miliar pada 2019, membantu mendorong pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi untuk beberapa ekonomi berkembang di kawasan itu, termasuk Filipina.

Baca Juga: Resesi negara-negara bisa ancam Tenaga Kerja Indonesia

“Pandemi Covid-19 diperkirakan akan menghantam pengiriman uang di Asia dan Pasifik,” kata laporan ADB yang diterbitkan Juni seperti dikutip Reuters, Senin (3/8).

Negara-negara yang menghadapi dampak "lebih parah" adalah negara-negara yang menjadikan remitansi sebagai kontribusi produk domestik bruto (PDB) dan remitansi per kapita yang tinggi, seperti Tonga, Samoa dan negara-negara Pasifik lainnya.

Baca Juga: Pemerintah buka kembali penempatan pekerja migran

Georgia, Kirgistan dan Tajikistan, yang mengirim sejumlah besar migran musiman dan jangka panjang terutama ke Rusia dan Eropa, juga akan terpukul, bersama dengan Nepal dan Filipina.

"Skenario terburuk mengasumsikan bahwa pengendalian wabah domestik dan dimulainya kembali kegiatan ekonomi membutuhkan waktu satu tahun," katanya. 

Negara berkembang Asia, diperkirakan akan mencatat pertumbuhan terlemahnya dalam hampir enam dekade tahun ini. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×