Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, di Thailand, hujan lebat di wilayah selatan memicu banjir bandang parah akhir pekan lalu. Hampir 2 juta orang terdampak, dengan 5 korban tewas dan 4 luka-luka.
Sepuluh provinsi dilanda hujan ekstrem dalam sepekan. Pejabat memperingatkan air masih akan naik karena hujan diperkirakan berlanjut hingga Selasa.
Kota Hat Yai mencatat 335 mm hujan dalam 24 jam—angka tertinggi dalam 300 tahun. Dari Rabu hingga Jumat saja, total hujan mencapai 630 mm, membuat ratusan penduduk dan turis terjebak di rumah dan hotel, dan tim penyelamat harus menggunakan perahu untuk evakuasi.
Thailand sebelumnya juga mengalami banjir besar di utara dan tengah tahun ini yang menewaskan puluhan orang serta memusnahkan lahan pertanian.
Malaysia pun menghadapi banjir di beberapa wilayah yang diperkirakan semakin buruk mengikuti hujan monsun yang terus mengguyur.
Laporan resmi menyebut lebih dari 12.500 orang dari sembilan negara bagian mengungsi. Provinsi Kelantan menjadi wilayah paling terdampak, dengan 86 pos pengungsian dibuka.
Banjir saat musim monsun merupakan fenomena rutin di Malaysia, berlangsung November hingga Maret.
Tonton: KPK Lelang Aset Sitaan Korupsi, Ada Rumah Setya Novanto di NTT
Kesimpulan
Bencana banjir dan longsor akibat hujan ekstrem di Asia Tenggara telah menewaskan ratusan orang, memaksa puluhan ribu warga mengungsi, merusak infrastruktur, dan menghancurkan sektor pertanian di Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Dengan peringatan cuaca buruk yang masih berlangsung dan terbentuknya sistem badai baru, situasi diperkirakan belum akan membaik dalam waktu dekat. Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim memainkan peran besar dalam meningkatkan intensitas hujan dan frekuensi bencana, membuat kawasan Asia Tenggara semakin rentan terhadap cuaca ekstrem di masa depan.













