Sumber: Dow Jones |
SYDNEY. Australia memesan 21 juta dosis vaksin flu babi seiring dengan penegasan WHO yang mengatakan bahwa pandemi flu babi ini tidak akan bisa dihentikan. Jumlah ini akan bisa memenuhi semua kebutuhan semua orang di Australia.
Australia memang menjadi negara yang diserbu virus paling besar di Asia-Pasifik. Federal Chief Medical Officer Jim Bishop menunjukkan perhatiannya bahwa virus yang susah dibasmi ini kini telah menghinggapi orang muda maupun tua di negeri kanguru itu.
Ia berharap, Australia akan bisa merilis program imunisasi pada bulan Oktober untuk memerangi virus ganas ini. Di Australia, lebih dari 9.000 orang sudah terinfeksi dengan merenggut sekitar 19 nyawa. "Kami melihat beberapa orang tidak sehat secara medis, namun kami juga melihat bahwa sejumlah orang yang sebelumnya sehat tetapi justru menderita karena terinfeksi oleh virus ini," tegas Bishop.
Sebanyak enam orang yang berusia dibawah 40 tahun dan terindikasi oleh virus ini dan merusak paru-paru mereka, telah bertahan oleh mesin khusus untuk mengalirkan oksigen ke darah mereka.
Bishop menegaskan, 21 juta dosis vaksin ini akan bisa memvaksinasi setiap orang di Australia, atau setengah dari populasi Australia jika memang setiap orang membutuhkan takaran dua kali lipat. Langkah ini dilakukan untuk memerangi virus flu babi yang kemungkinan akan terus bergulir di gelombang kedua.
Bishop mensyinyalir, gelombang kedua virus H1N1 ini akan lebih mengerikan ketimbang yang sebelumnya.